Bougainville Gelar Referendum, Pilih Merdeka dari Papua Nugini

Penduduk Bougainville memberikan suara mereka dalam referendum. - Jeremy MILLER / Bougainville Referendum Commission
Sumber :
  • bbc

Mayoritas penduduk kawasan otonomi Bougainville memilih merdeka dari Papua Nugini dalam referendum yang telah digelar selama dua pekan pada 23 November hingga 7 Desember.

Dalam referendum tersebut, para pemilih diberikan dua pilihan, yakni perluasan otonomi atau kemerdekaan penuh.

Dari 181.067 kertas suara, hampir 98% di antaranya (176.928) memilih merdeka. Kemudian 3.043 lainnya memilih perluasan otonomi. Sisanya, 1.096 kertas suara, dikategorikan tidak sah.

Hasil ini diumumkan di Kota Buka oleh mantan Perdana Menteri Irlandia, Bertie Ahern, yang kini menjabat sebagai ketua Komisi Referendum Bougainville.

Ahern dipilih menempati posisi itu lantaran dia dipandang sukses mengawal proses perdamaian Irlandia Utara.

Berbicara di Kota Buka, Ahern mendesak semua pihak untuk mengakui hasil referendum sekaligus menyampaikan pesan bahwa suara setiap orang akan menentukan "perdamaian Anda, sejarah Anda, dan masa depan Anda".

Suara tersebut, imbuhnya, menunjukkan "kekuatan pena ketimbang senjata".

`Inilah momen yang kami tunggu-tunggu`

Pengumuman bahwa mayoritas pemilih menginginkan kemerdekaan disambut dengan pekikan, tepuk tangan, dan air mata.

Beberapa orang sontak menyanyikan lagu "My Bougainville".

"Bahagia tidak cukup menggambarkan perasaan saya. Anda melihat air mata saya, inilah momen yang kami tunggu-tunggu," kata seorang lulusan keperawatan, Alexia Baria, kepada kantor berita AFP.

John Momis, pemimpin kawasan otonomi Bougainville, mengatakan "setidaknya secara psikologis, kami merasa dimerdekakan".

Adapun Puka Temu, Menteri Papua Nugini untuk urusan Bougainville, menilai "hasilnya [referendum] kredibel."

Namun, Temu meminta agar para pemilih "mengizinkan rakyat Papua Nugini mendapat cukup waktu untuk meresapi hasilnya".


Sejumlah pemilih menaikkan bendera Bougainville di tempat pemungutan suara referendum. - Reuters

Apakah Bougainville langsung menjadi negara baru?

Meski mayoritas pemilih di Bougainville memilih merdeka, kawasan itu tidak serta-merta menjadi negara baru.

Pasalnya, hasil referendum tidak mengikat dan parlemen Papua Nugini harus meratifikasinya.

Bagaimanapun, suara mayoritas dalam referendum diperkirakan akan menambahkan tekanan terhadap pemerintah Papua Nugini untuk memberikan kemerdekaan kepada Bougainville.

Bougainville, yang dihuni 300.000 penduduk, adalah sekumpulan pulau di bagian timur Papua Nugini yang berstatus kawasan otonomi.

Pada 2001, pemerintah Papua Nugini berjanji akan menggelar referendum kepada rakyat Bougainville sebagai bagian dari kesepakatan damai untuk mengakhiri perang sipil antara pemberontak Bougainville dan militer Papua Nugini yang menewaskan sekitar 20.000 orang.