BNI Bukukan Laba Bersih Rp15,38 Triliun Sepanjang 2019

Wisma 46 Kota BNI, Jakarta Pusat
Sumber :
  • vivanews/Andry

VIVA – PT Bank Negara Indonesia Tbk membukukan laba bersih laba bersih senilai Rp15,38 triliun pada akhir 2019. Capaian tersebut meningkat 2,5 persen dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp15,02 triliun.

Laba tersebut merupakan akumulasi dari pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) dan pendapatan non bunga atau Fee Base Income (FBI) yang juga mengalami pertumbuhan pada periode itu.

NII tercatat sebesar Rp36,6 triliun pada akhir tahun 2019 atau tumbuh 3,3 persen dibandingkan periode yang sama 2018 sebesar Rp35,45 triliun. Sedangkan, FBI tercatat sebesar Rp11,36 triliun atau tumbuh 18,1 persen di atas periode yang sama pada 2018 sebesar Rp9,62 triliun.

"Akumulasi NII dengan FBI tersebut di atas membawa BNI sukses meraup laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) pada akhir tahun 2019 sebesar Rp28,32 triliun. Atau tumbuh 5,0 persen yoy, dan membukukan laba bersih sebesar Rp15,38 triliun," kata Corporate Secretary BNI, Meiliana dikutip dari keterangannya, Rabu, 22 Januari 2020.

NII pada periode itu ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 8,6 persen secara tahunan, yaitu dari Rp512,78 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp556,77 triliun pada akhir 2019. Pertumbuhan kredit BNI itu dikatakan Meiliana masih berada di atas pertumbuhan kredit industri yaitu sebesar 6,5 persen hingga Oktober 2019. 

Sementara itu, FBI pada periode itu ditopang oleh pertumbuhan recurring fee sebesar 17,7 persen secara tahunan. Sekitar 27,4 persen dari FBI yang terhimpun, berasal dari aktivitas bisnis internasional BNI melalui kantor-kantor BNI cabang luar negeri. 

Kenaikan FBI dikontribusi oleh pertumbuhan pada segmen consumer banking. Yaitu komisi dari pengelolaan kartu debit yang tumbuh 39,6 persen, komisi pengelolaan rekening yang naik 16,3 persen, komisi ATM yang meningkat 13,2 persen dan komisi bisnis kartu kredit tumbuh 10,6 persen.

"FBI juga ditopang oleh aktivitas pada segmen bisnis banking yang menghasilkan komisi dari surat berharga yang tumbuh 86,9 persen yoy, komisi kredit sindikasi tumbuh 56,8 persen yoy, serta komisi trade finance yang meningkat 4,8 persen yoy," ucap dia.