Survei: Properti di Depok Diproyeksi Bakal Terus Bersinar

Ilustrasi perumahan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/R Rekotomo

VIVA – Banjir yang terjadi awal tahun ini juga melanda daerah-daerah penyangga Ibu Kota dinilai tidak signifikan memengaruhi harga properti yang tersedia.  Di Depok misalnya, harga properti di daerah itu diprediksi bakal terus naik.

Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan mengatakan dari empat wilayah penyangga DKI Jakarta, yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, kenaikan harga paling pesat terjadi di area Depok.

Survei Rumah.com Indonesia Property Market Index Kuartal IV 2019 mencatat, indeks harga hunian di Depok dari sisi harga yang ditawarkan penjual berada pada titik 133,2 pada kuartal keempat 2019.

"Indeks itu mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar 12,96 persen jika dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun 2018 (year-on-year),” kata Ike dikutip dari keterangannya, Senin 3 Februari 2020. 

Ike menjelaskan, dengan keterbatasan lahan yang tersedia, arah pengembangan penyediaan hunian-hunian baru di Kota Depok mulai mengarah pada hunian vertikal atau apartemen. Hal tersebut menunjukan properti di kawasan itu terus berkembang. 

"Terutama di kawasan Margonda semakin marak pembangunan hunian vertikal tersebut di tengah pasokan lahan yang kian sulit dan mahal untuk membangun rumah tapak," tambahnya. 

Sementara dari sisi suplai, properti di Depok terus mengalami penurunan. Menurut Rumah.com Indonesia Property Market Index, Depok sempat mencapai titik suplai properti tertinggi pada kuartal III 2017 sebesar 118,1. 

Namun, suplai terus mengalami penurunan hingga berada pada titik 77,2 pada kuartal IV 2019. Sepanjang tahun 2019 kemarin suplai hunian di Depok berada di bawah angka 100. 

“Depok adalah kota di Indonesia yang memiliki kenaikan indeks harga properti paling besar dengan suplai properti paling sedikit. Bisa dibilang kenaikan indeks properti di Depok merupakan 5 kali kenaikan indeks properti nasional,” ungkap Ike. 

Kenaikan indeks harga properti Depok didorong oleh semakin banyaknya pilihan akses transportasi menuju Depok. Apalagi setelah PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) meningkatkan kualitas Kereta Rel Listrik (KRL), mulai dari ketepatan waktu hingga kenyamanan. 

Hal lain lanjut Ike, yang juga mendorong kenaikan indeks harga properti Depok adalah dengan mulai beroperasinya Seksi I Jalan Tol Depok–Antasari (Desari) pada 27 September 2018. Jalan Tol Desari ini adalah jalan tol penghubung Jakarta dengan Depok melintasi wilayah Kota Jakarta Selatan dan Kota Depok sehingga menjadi alternatif jalur antarkota selain melalui jalur Margonda.

Sebagai informasi, beroperasinya Seksi I Tol Desari merentang sepanjang 5,8 km antara Antasari-Brigif, akan dilanjutkan seksi II dari Brigif hingga Sawangan sejauh 6,3 km yang mulai beroperasi pada kuartal 1 2020. Sedangkan, seksi III sepanjang 9,5 km dari Sawangan menuju Bojong Gede diperkirakan akan beroperasi pada pertengahan 2021. 

"Tol Depok-Antasari juga akan terkoneksi dengan Tol Bogor Ring Road-Ciawi dengan penambahan lingkup sepanjang 6,5 km untuk Bojong Gede-Salabenda," tambahnya. 

Selain itu, saat ini berkembang wacana pembangunan transportasi publik berbasis rel atau monorel Depok. Di mana menurut Wali Kota Mohammad Idris, monorel ini sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan di kotanya. 

Ike menambahkan, bahwa sistem transportasi massal dalam kota memiliki dampak yang sangat nyata pada kenaikan harga properti. Keberadaan koridor transportasi baru, penambahan akses transportasi atau perubahan sistem transportasi massal akan meningkatkan potensi investasi properti di suatu wilayah. 

“Walaupun Seksi I Tol Desari baru dibuka sepanjang 5,8 km antara Antasari-Brigif dan pembangunan monorel Depok masih berupa wacana namun indeks harga properti di sekitar wilayah Depok diperkirakan semakin terkerek naik,” jelasnya.

Bagi para pencari properti di wilayah Depok penting sekali untuk melakukan survei langsung ke lokasi idaman. Selain bisa mengetahui langsung kondisi lingkungan perumahannya, fasilitas dan potensi sekitar, konsumen juga bisa mengukur jarak tempuh dan mempelajari akses transportasi dan fasilitas umum yang ada. 
 
"Dengan hadirnya berbagai sarana transportasi umum massal maka hunian yang memiliki kedekatan akses menuju transportasi umum akan memudahkan mobilitas para penghuninya menuju tempat aktivitas atau pekerjaannya khususnya bagi para pekerja,” tegasnya.