Semakin Melambat, Ekonomi RI Cuma Tumbuh 5,02 Persen pada 2019

Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto, Rabu 5 Februari 2020.
Sumber :
  • VIVAnews/Arrijal Rachman

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2019 mencapai sebesar 4,97 persen. Sehingga, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2019 mencapai angka 5,02 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, capaian tersebut merupakan sebuah pencapaian yang baik, di tengah berbagai gejolak perekonomian global yang menjadi latar belakang pertumbuhan ekonomi tersebut.

"Mempertahankan lima persen di situasi sekarang tidak lah gampang," kata Suhariyanto, di kantor BPS, Jakarta, Rabu 5 Februari 2020.

Suhariyanto menjelaskan perekonomian Indonesia kuartal IV-2019 tumbuh 4,97 persen secara year-on-year, dibanding kuartal IV-2018. Dia mengakui capaian tersebut sedikit di bawah ekspektasi karena berada di bawah angka lima.

"Kuartal ke IV-2019 memang di bawah ekspektasi, karena di bawah angka 5. Jadi memang ada sedikit perlambatan," ujar Suhariyanto.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tersebut didorong oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,78 persen.

"Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT), yakni sebesar 4,97 persen," ujarnya.

Capaian pertumbuhan ekonomi 2019 yang sebesar 5,02 persen tersebut tercatat lebih rendah dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019, yang mencapai sebesar 5,3 persen.

Padahal secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kuartal I-III tahun 2019 sudah mencapai 5,04 persen, di mana kuartal I-2019 mencapai 5,07 persen, kuartal II-2019 yakni 5,05 persen, dan kuartal III-2019 mencapai 5,02 persen.

Realisasi 2019 ini diketahui juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 yang mencapai 5,17 persen, tahun 2017 yakni 5,07 persen, tahun 2016 yakni 5,03 persen, meskipun lebih tinggi dari tahun 2015 yang hanya 4,88 persen.