Pasokan Pangan Aman, BI Prediksi Inflasi Maret 0,11 Persen

Pedagang mengangkut bahan pangan di pasar. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Bank Indonesia memperkirakan, inflasi pada Maret 2020 mencapai 0,11 persen secara bulanan atau 2,98 persen secara tahunan. Perkiraan berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan hingga minggu ke-III Maret 2020.

Besaran perkiraan inflasi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan realisasi perhitungan inflasi yang di catat Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2020 sebesar 0,28 persen secara bulanan atau 2,98 persen secara tahunan. 

"Di bulan Maret ini inflasi terjaga rendah. Bahwa berdasarkan Survei Pemantauan Harga sampai dengan Minggu ke-III inflasi pada Maret ini diperkirakan 0,11 persen," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo saat telekonferensi dari kantornya, Jakarta, 24 Maret 2020.

Perry menegaskan, besaran inflasi yang terbilang rendah di tengah kondisi mewabahnya Virus Corona (Covid-19), menandakan bahwa ketersediaan pasokan yang disediakan pemerintah aman dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Ini membuktikan ketersediaan pasokan pangan cukup dan terima kasih pemerintah baik pusat dan daerah telah sediakan kebutuhan bahan panganan sehingga harga terkendali," tegas dia.

Sebelumnya, untuk inflasi pada Februari 2020, berdasarkan catatan BPS, lebih tinggi ketimbang catatan Februari 2019 yang cenderung mengalami deflasi 0,08 persen. Itu karena meroketnya harga pangan hingga perhiasan atau emas pada bulan itu.

Adapun komiditas yang sumbang inflasi, yakni kenaikan harga bawang putih yang andilnya sebesar 0,09 kemudian cabai merah 0,06, daging ayam ras dan jeruk 0,02 persen. Begitu juga rokok kretek filter, rokok putih, minyak goreng, beras, cabai rawit dan bawang putih sebesar 0,01 persen.