Neraca Perdagangan Mei 2020 Surplus US$2 Miliar, BPS: Tak Gembirakan
- M Yudha Prastya/VIVAnews.
VIVA – Neraca Perdagangan Indonesia pada Mei 2020 kembali mengalami surplus US$2,09 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca ekspor impor itu jauh lebih baik dari posisi Mei 2019, yang mengalami surplus US$207,6 juta.
Kepala BPS, Suhariyanto menguraikan, kembali surplusnya neraca perdagangan tersebut karena nilai ekspor pada bulan itu tercatat hanya sebesar US$10,53 miliar. Sedangkan, nilai impor tercatat lebih rendah mencapai US$8,44 miliar.
Namun, dia melanjutkan, kondisi tersebut diiringi dengan anjloknya nilai total ekspor sebesar 28,95 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, sedangkan impor anjlok 42,20 persen.
"Terciptanya surplus ini kurang menggembirakan karena ekspornya turun tapi impornya jauh lebih dalam," kata dia saat telekonferensi, Senin, 15 Juni 2020.
Suhariyanto menjabarkan, berdasarkan sektor, neraca perdagangan minyak dan gas bumi atau migas pada Mei 2020 mengalami defisit US$5,4 juta. Sementara itu, untuk sektor non migas, tercatat surplus sebesar US$2,09 miliar.
Adapun berdasarkan jenis barang di sektor migas, dia mengatakan, hasil minyak masih menyumbang defisit terbesar, mencapai US$311,2 juta. Sementara itu, minyak mentah mengalami defisit US$28,1 juta, sedangkan gas mengalami surplus US$333,9 juta.
Dengan begitu, secara kumulatif Neraca Perdagangan Indonesia sepanjang Januari-Mei 2020 masih mampu mengalami surplus sebesar US$4,31 miliar. Jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2019 mengalami defisit US$2,67 miliar.
"Jadi kalau memperhatikan kumulatif surplus tentunya menggembirakan di tengah covid. Meskipun kita perlu waspadai karena pada Mei ini terjadi penurunan baik ekspor dan impor," tegas dia.