"Listrik Naik, Pengusaha Jangan Akal-Akalan"

Menara SUTET Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Sumber :
  • cbc.ca

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperingatkan kalangan industri agar tidak memanfaatkan kenaikan tarif dasar listrik untuk mencari keuntungan dengan menaikkan harga. Industri diminta mensiasati kenaikan tersebut dengan cara lain seperti efisiensi.

Hal ini dikatakan Presiden saat meninjau sejumlah industri di Kawasan Industri MM 2100 di Cibitung, Jawa Barat, 21 Juli 2010. Salah satu yang dikunjungi adalah Pabrik Percetakan Ganeca Exact.

"Pemerintah tahu, saya tahu, mengenai akal-akalan. Tapi solusi yang dipilih oleh PT Ganesa cukup cerdas, misalnya dengan apresiasi dan efisiensi. Jadi tidak langsung memberatkan konsumen," kata Presiden.

Presiden mengingatkan industri tidak melipatgandakan kenaikan harga dengan alasan kenaikan listrik. "Mumpung ada kenaikan TDL, mari kita ambil keuntungan sebesar-besarnya. Itu yang menyengsarakan rakyat," ujar Presiden.

Pengalaman ini didapatkan SBY saat menaikkan listrik pada 2005 dan 2009 lalu. Ini menyebabkan ada kenaikan harga dengan tidak wajar. "Harga bahan bakar naik sedikit, tapi harga barang jual per satuan kok sangat tinggi," cerita SBY.

Pemerintah sendiri, menurut SBY, sudah melakukan perhitungan pengaruh kenaikan terhadap ongkos produksi, barang, atau jasa. "Tetapi yang penting adalah 15 persen atau 18 persen dari kenaikan biaya listrik yang dikenakan, bukan biaya keseluruhan atau cost of production," ucapnya.