"$1=Rp9.000, Seperti Negeri Antah Berantah"

Uang
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyambut baik rencana redenominasi atau penyederhanaan nominal mata uang rupiah. Redenominasi dapat berdampak psikologis yang positif bagi pasar.
 
"Anda bayangin, satu dolar (AS) hanya sembilan perak. Itu kan bagus. Bangga dong. Itu penting untuk psikologis investor asing, bagus sekali," kata Ketua Bapepam-LK, Fuad Rahmany, di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat 6 Agustus 2010.

Redenominasi adalah penyederhanaan penyebutan satuan harga maupun nilai mata uang. Maksudnya, pecahan mata uang disederhanakan tanpa mengurangi nilai dari uang tersebut. Nilai mata uang tetap sama meski angka nolnya berkurang. Misalnya, Rp1.000 menjadi Rp1, sedangkan Rp1 juta menjadi Rp1.000.

Persepsi ini, menurut dia, penting karena rencana itu akan menjadi citra tersendiri untuk harga diri sebuah bangsa.
 
"Coba kalau orang luar negeri datang ke Indonesia, satu dolar itu sama dengan Rp9.000. Kesannya kok negara di ujung-ujung, antah berantah, negara yang kacau. Kalau satu dolar sama dengan Rp9, itu kesannya negara maju," ujar Fuad bangga.
 
Fuad percaya, pengaruh redenominasi ke pasar modal juga tidak akan ada. "Itu tidak akan ada masalah, malah bagus," kata dia.
 
Redenominasi, menurut Fuad, disebutnya ide bagus, karena diyakini akan bisa banyak terjadi penghematan. "Apa susahnya, menghilangkan tiga nol, malah lebih simpel. Kalkulator anda juga jadi lebih gampang, komputer malah lebih bagus, iya kan?" ujar Fuad balik bertanya.
 
Bank Indonesia sendiri, Fuad menjelaskan, belum ada komunikasi dengan Bapepam-LK tentang wacana redenominasi. Tapi, untuk sementara, redenominasi yang diwacanakan Bank Indonesia diyakini tidak berdampak secara psikologis ke pasar.
 
"Tidak ada, itu hanya tergantung sosialisasinya. Saya mengimbau sosialisasi saja yang baik. Karena kalau programnya, itu ide bagus," kata Fuad.