Dalai Lama Kunjungi Taiwan, China Marah

Dalai Lama saat mengunjungi korban Topan Morakot di Taiwan
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Tepat setahun yang lalu, pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama mengunjungi Taiwan. Kunjungan itu menimbulkan kemarahan China.

Kunjungan Dalai Lama sebenarnya tidak bermuatan politik, melainkan hanya untuk misi kemanusiaan. Dia ke Taiwan untuk mengunjungi korban Topan Morakot.

Dia tampaknya mencoba meredam kekhawatiran bahwa misinya ke Taiwan itu akan semakin membuat murka China. Namun, Beijing tetap saja gusar atas kunjungan itu.

Meski Dalai Lama sudah pernah berada di Taiwan sebelumnya, banyak kalangan menilai kunjungan kali ini akan merusak hubungan China dan Taiwan yang sedang mulai membaik. China juga sudah mengeluarkan protes atas kunjungan tersebut, dan pejabat China di Taiwan pada Minggu 30 Agustus 2009 memperingatkan, kunjungan itu akan memicu pengaruh buruk bagi hubungan China dan Taiwan.

Pemimpin Taiwan, Ma Ying-jeou, menyetujui kunjungan Dalai Lama, tetapi tidak akan bertemu dengannya. Minggu 30 Agustus 2009, Dalai Lama menyapa para pengikut Budha dan pendukungnya di Bandara Internasional Taoyuan dekat Taipei.

Dia menegaskan, kunjungan itu tidak berkaitan dengan politik. "Saya sudah mengunjungi banyak tempat berbeda di dunia, dan bisa saja saya memiliki agenda politik di tempat itu, tetapi kunjungan saya ke sin murni karena alasan kemanusiaan," kata Dalai Lama.

Saat tiba di stasiun kereta Taipei, Dalai Lama disambut oleh sekitar 50 orang demonstran yang membawa bendera China dan spanduk mendukung unifikasi dengan China. Mereka berteriak, "Pulanglah Dalai Lama, jangan datang ke sini." Mereka langsung ditangkap oleh polisi.

Topan Morakot menewaskan sekitar 670 orang saat menerjang Taiwan awal Agustus. Senin ini, Dalai Lama berencana mengunjungi sebuah desa di mana sekitar 500 orang terkubur akibat tanah longsor. Dia juga akan memimpin ritual doa massal dalam misi lima hari di Taiwan ini. Dalai Lama menyebut penerimaannya atas undangan kunjungan tersebut sebagai tanggung jawab moral. (AP)