Investor Terhambat Menarik Sahamnya

Sumber :

VIVAnews  - Keputusan penundaan pembukaan perdagangan sesi pagi Jumat, 10 Oktober 2008 melegakan pialang. Meski demikian, hal itu akan menghambat investor menarik portofolio sahamnya di pasar.

“Keputusan otoritas bursa sudah tepat,” jelas pialang dari PT Kresna Securities Fauzan Fadat di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta.

Awalnya, lanjut dia, rencana pembukaan perdagangan bursa disambut positif pelaku pasar. Namun, melihat indeks global yang memburuk, penutupan menjadi salah satu keputusan yang tepat.

“Tapi, kami juga berharap, penutupan tidak berlangsung lama dan bisa dibuka pada sesi kedua,” jelas dia.

Sementara itu, analis sekuritas asing David Cornelis menilai, otoritas bursa mempertimbangkan anjloknya bursa Wall Street dan Nikkei 225. “Perdagangan saham diperkirakan tidak dibuka. Ini untuk mengantisipasi reaksi pasar yang berlebihan,” tambah dia.

Dia mengatakan, bila transaksi sesi pertama dibuka, pasar saham dikhawatirkan dilanda tekanan jual hebat. “Ini akan membawa dampak negatif, sehingga momentum penjualan akan berlanjut,” imbuhnya.

Dalam pandangan dia, saling ketergantungan antarbursa global dan regional di tengah kondisi pasar yang memburuk dapat dimanfaatkan aksi panic selling.

Otoritas bursa memutuskan meniadakan transaksi saham pada sesi pertama hari ini, karena situasi pasar global yang tidak kondusif.

Pada penutupan 9 Oktober 2008 waktu New York, indeks Dow Jones merosot 679 poin (7 persen) ke level 8.579.

Di bursa Asia,  indeks Nikkei 225 dibuka rontok 10,64 persen ke level 8.183,37. Indeks Hang Seng turun 8,09 persen ke posisi 14.653,63.

Sementara itu, indeks Straits Times Singapura juga langsung anjlok 7,01 persen ke 1.955,40 sesaat setelah pembukaan transaksi.