Dua Bom Bunuh Diri di Moskow, 38 Tewas

Seorang pria berduka atas serangan bom di Moskow, Rusia
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Setahun yang lalu, teror bom bunuh diri melanda ibukota Rusia, Moskow. Pelakunya adalah dua perempuan yang berasal dari kelompok pemberontak Chechen.

Menurut kantor berita Associated Press, dua ledakan mengguncang sistem kereta bawah tanah (subway) di Moskow. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 38 orang dan 102 lainnya luka-luka. Ledakan terjadi saat banyak warga Moskow tengah berangkat kerja.

Stasiun berita Fox mengungkapkan, pejabat badan keamanan Rusia menuding pemberontak Chechen dari kawasan Kaukasus. Mereka gencar menebar teror sejak operasi militer Rusia di Chechnya pada pertengahan dekade 1990-an.

Pada 31 Maret, pemimpin pemberontak Chechen, Doku Umarov, menegaskan kecurigaan pihak Rusia dengan menyatakan bertanggungjawab atas serangan itu. Pernyataan Umarov dimuat dalam rekaman video lewat internet.

Juru Bicara Kementrian Penanggulangan Darurat, Veronika Smolskaya, mengungkapkan 22 orang tewas pada ledakan pertama di stasiun Lubyanka yang terletak di Moskow bagian tengah.

Stasiun itu berlokasi di bawah sejumlah gedung yang menjadi kantor pusat Dinas Keamanan Federal - yang dulunya adalah Badan Intelijen KGB. Ledakan kedua terjadi di stasiun Park Kultury sekitar 45 kemudian setelah peristiwa pertama. Dalam ledakan itu sedikitnya 12 orang tewas.

Ini bukan kali pertama Moskow diguncang ledakan di stasiun subway. Pada Agustus 2004, seorang pengebom bunuh diri beraksi di suatu stasiun, menewaskan 10 orang. Kelompok separatis Chechen dituding saat itu dituding bertanggungjawab melakukan terorisme.

Jaringan subway di Moskow termasuk salah satu yang tersibuk di dunia. Setiap hari kerja jaringan itu melayani sekitar 7 juta penumpang sehingga menjadi elemen penting dalam kegiatan di ibukota Rusia itu.

Dua ledakan tersebut praktis melumpuhkan lalu-lintas di pusat Moskow. Banyak jalan ditutup untuk mobil-mobil ambulan dan pemadam kebakaran. Selain itu, petugas juga mengerahkan sejumlah helikopter untuk membantu evakuasi.
 
Banyak penumpang yang selamat berlarian dari stasiun sambil menangis. Seorang pria berseru,"Beginilah kita hidup!"