Defisit Menipis, Ini Alasan RI Kejar China

Hatta Rajasa
Sumber :
  • Abror Rizky/Biro Pers Istana

VIVAnews - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan bahwa peluang surplus perdagangan dengan China semakin terbuka. Bahkan, kalau bisa, pemerintah berharap surplus bisa tercapai tahun ini.

"Saya hanya ingin mengatakan bahwa peluang kita surplus dengan China semakin terbuka," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa usai Rapat Koordinasi di Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2011.

Menurut Hatta, kondisi di China sebenarnya menguntungkan Indonesia dengan tingkat suku bunga yang meningkat serta semakin tingginya biaya produksi.

Kondisi tersebut dianggap menguntungkan Indonesia terutama dalam upaya meningkatkan daya saing produk Indonesia. Hal itu setidaknya terlihat dari munculnya relokasi pabrik yang terjadi di sektor sepatu dan sektor lainnya.

"Kita melihat defisit (dengan China) semakin menurun, menunjukkan bahwa Indonesia berpotensi memiliki surplus dengan China," kata Hatta.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia selama semester I-2011 mencapai US$15,05 miliar atau jauh lebih besar dibandingkan periode sama tahun lalu sekitar US$10 miliar. Sementara itu, pada Juni 2011, surplus perdagangan tercatat sebesar US$3,33 miliar.

"Defisit perdagangan dengan China semakin mengecil, untuk bulan Juni sebesar US$365 juta dengan rata-rata bulanan US$600 juta," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan.

Penilaian BPS tersebut terlihat dari kinerja ekspor Indonesia ke China selama beberapa bulan terakhir menunjukkan peningkatan lebih tinggi dibandingkan kegiatan impor barang-barang dari Negara Tirai Bambu tersebut. "Kalau tetap seperti ini, akhir tahun bukan defisit lagi, tetapi surplus," ujar Rusman. (art)