Walt Disney Tolak Pakai Produk Kertas RI

Salah satu program masak di saluran Disney
Sumber :
  • REUTERS/Gary Cameron

VIVAnews - Kalangan pelaku usaha kertas Indonesia diimbau berani memberikan penjelasan kepada perusahaan penerbit dan animasi terbesar dunia asal Amerika Serikat, Walt Disney Co yang menghentikan pesanan produk kertas dari hutan tadah hujan. 

Akibat kebijakan Disney tersebut, sejumlah perusahaan kertas dan bubur kertas (pulp) Indonesia dipastikan terkena imbas paling besar.

"Kami sudah minta asosiasi kertas untuk jelaskan hal tersebut, karena saya yakin Disney itu tidak tahu banyak apa yang dilakukan pabrik-pabrik kertas Indonesia," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, 25 Oktober 2012.

Sofjan berani menjamin bahwa seluruh bahan baku pabrik kertas di Indonesia tidak diambil dari hutan lindung, melainkan dari hutan tanaman Industri. Hal inilah yang seharusnya dijelaskan pengusaha kertas Indonesia kepada perusahaan-perusahaan asing seperti Walt Disney.

Ia menilai kasus pelarangan penggunaan kertas Indonesia oleh Walt Disney ini merupakan kompetisi tidak sehat bisnis kertas dari negara-negara lain. "NGO (organisasi non pemerintah) luar negeri selalu mengkorek-korek itu untuk menghalangi kita," katanya.

Apindo juga mendesak agar pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan, membantu upaya lobi yang dilakukan pengusaha kepada Walt Disney. Pemerintah harus tegas, jika tidak maka dapat menjadi preseden buruk di mata luar negeri.

"Ekspor kertas kita lumayan besar dan menurut saya harus ditanggapi secepatnya, pemerintah harus bantu," katanya.

Dikutip dari laman Reuters, perusahaan pencetak buku anak terbesar dunia, Wall Disney Co, mengubah kebijakan pembelian bahan bakunya dengan mengurangi penggunaan kertas. Kebijakan baru ini juga melarang penggunaan kertas dari kawasan hutan yang terancam punah.

Dengan kebijakan baru ini, Disney menegaskan hanya akan menggunakan produk kertas dari areal yang sudah disetujui oleh Forest Stewardship Council.

Kebijakan baru Disney ini ditafsirkan sebagai upaya perusahaan mengurangi konsumsi kertas dan lebih banyak menggunakan kertas daur ulang. (umi)