Melihat Masjid Assyuro, Benteng Masa Penjajahan
Selasa, 16 Juli 2013 - 15:51 WIB
Sumber :
VIVAnews
- Masjid biasanya menjadi tempat ibadah, berkumpul dan bermusyawarah bagi jamaah. Namun Masjid Assyuro di Kabupaten Garut, Jawa Barat, punya tersendiri.
Tempat ibadah bagi umat Islam ini merupakan masjid tertua yang terletak di kompleks pesantren Cipari, Kampung Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Baca Juga :
Menurut pengurus Pondok Pesantren Cipari, KH M Fahruroz, kegiatan di masjid yang dibangun selama 39 tahun dari tahun 1895-1934 tersebut, pada bulan suci Ramadan memang hanya gunakan warga setempat untuk melaksanakan ibadah salat tarawih dan tadarus usai melaksanakan makan sahur.
"Jadi kalau bulan Ramadan para santri semuanya pulang kampung, nanti kembali usai Lebaran, " ujarnya kepada VIVAnews.
Kemiripan bangunan masjid yang seperti bangunan gereja terlihat karena bentuk bangunan yang memanjang dengan pintu utama persis ditengah-tengah, juga keberadaan menara masjid terletak di ujung bangunan tepat di atas pintu utama. Hingga hari ini, hampir seluruh bangunan merupakan bangunan asli.
Lanjut Fahruroz, jika dilihat secara teliti pada bagian kubah mesjid, terdapat lubang bekas peluru yang hingga saat ini dibiarkan, karena bangunan masjid Assyuro dahulu dipergunakan sebagai basis perjuangan tokoh pejuang.
Pada masa perlawanan terhadap penjajah Belanda dan masa pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo yang berbasis di Kecamatan Malangbong, Masjid Assyuro demikian terasa perannya. Bangunan bertembok tebal itu menjadi benteng pertahanan sekaligus tempat pengungsian warga Cipari.
Di atas menara setinggi 20 meter itu dahulu sempat dipasang senjata untuk menyerang musuh dan melakukan pemantauan perkampungan sekitar. "Jadi bangunan masjid ini juga dahulunya sempat dijadikan tempat persembuyian warga setempat, " ucapnya.
Masjid bersejarah tersebut sebenarnya menjadi daya tarik tersendiri untuk Pondok Pesantren Cipari. Pesantren ini dihuni lebih dari 200 orang santri dari berbagai daerah di Indonesia. "Sayang sekarang sedang sepi," kata Fahruroz.
Konon, Pesantren Cipari dengan masjidnya yang terletak di tengah-tengah sawah dan kebun itu ternyata juga pernah dipakai untuk Muktamar Sarekat Islam se-Indonesia pada tahun 1933-1934. Kala itu, di sekitar masjid ada taman dengan pepohonan rindang dan tanaman bunga yang indah. (umi)