Ini Lima Produk Ekspor Penyumbang Devisa Terbesar
Rabu, 28 Agustus 2013 - 09:40 WIB
Sumber :
- Antara/ Hermanus Prihatna
VIVAnews
- Defisit neraca pembayaran hingga kuartal kedua 2013 mencapai 4,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Kondisi tersebut dapat menimbulkan persepsi negatif pasar terhadap perekonomian Indonesia.
Namun, Menteri Keuangan, M Chatib Basri, memprediksi defisit tersebut akan turun di bawah 3 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Prediksi tersebut merupakan hasil dari penerapan paket kebijakan jangka pendek yang telah diputuskan pemerintah.
Baca Juga :
Nilai ekspor bahan bakar mineral (
Free on Board
/FOB) mencapai US$12,97 miliar. Selanjutnya, lemak dan minyak hewan/nabati senilai US$9,61 miliar, dan mesin/peralatan listrik US$5,2 miliar.
Sementara itu, karet dan barang dari karet menyumbang US$4,9 miliar. Namun, selama periode itu, ekspor sektor migas masih yang terbesar, yakni mencapai US$16,28 miliar.
Ekspor minyak mentah menyumbang devisa US$5,11 miliar, hasil minyak US$2,06 miliar, dan gas senilai US$9,1 miliar.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2013 mencapai US$91,05 miliar. Jumlah itu terdiri atas ekspor non migas US$74,7 miliar dan migas US$16,2 miliar. Meskipun, total nilai ekspor itu turun 6,09 persen dibanding periode sama 2012.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas pada Juni 2013 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$359 juta. Sementara itu, peningkatan terbesar terjadi pada bubur kayu/pulp US$12,1 juta.
Ekspor nonmigas ke China pada Juni 2013 mencapai angka terbesar, yaitu US$1,54 miliar, disusul Jepang US$1,31 miliar, dan Amerika Serikat US$1,28 miliar. Kontribusi ketiganya mencapai 34,49 persen. Selanjutnya, ekspor ke Uni Eropa, yang terdiri 27 negara sebesar US$1,39 miliar.
Menurut sektor, ekspor hasil industri periode Januari-Juni 2013 turun sebesar 1,99 persen dibanding periode yang sama 2012. Demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 5,64 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian naik 2,41 persen. (eh)