XL akan Perluas Jaringan Axis ke Skala Nasional
Jumat, 21 Maret 2014 - 06:27 WIB
Sumber :
- spinifexit.com
VIVAnews -
PT XL Axiata Tbk telah resmi menyelesaikan proses akuisisi atas PT Axis Telekom Indonesia, per 19 Maret 2014. Dengan demikian, XL menjadi pemegang saham mayoritas Axis.
Begitu sukses jadi pemilik Axis, XL sudah menyiapkan langkah untuk Axis. Presiden Direktur PT Xl Axiata Tbk Hasnul Suhaimi memastikan dalam waktu dekat, tidak ada perubahan signifikan pada Axis. Entitas Axisi masih sama seperti sebelum diakuisisi XL.
"Kami tetap mempertahankan sales, pelanggan dan tarif Axis, itu semua tetap ada untuk kenyamanan pelanggan," jelas Hasnul dalam XL Media Gathering di RM Pondok Tepi Sawah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis 20 Maret 2014.
Terkait brand Axis, kata Hasnul, XL masih mempertahankannya. Alasannya, brand merupakan hal yang mahal, butuh pendalaman apakah akan diubah atau tetap dipertahankan.
Hasnul menambahkan XL mengakui brand Axis cukup bagus dalam segmen anak muda. Sementara waktu, XL akan tetap mempertahankannya dan mengkaji pelanggan untuk menentukan strategi brand berikutnya.
"Kalau kami pelan-pelan saja dulu, baik apakah nantinya akan kita jadikan satu atau berjalan sendiri," tegas Hasnul.
National Roaming
Baca Juga :
," ujar dia.
Seiring dengan perluasan cakupan jaringan, XL juga siap memperluas kapasitas jaringan. Ia memperkirakan dalam waktu 3 hingga 6 bulan ke depan, kapasitas jaringan Axis secara perlahan akan sempurna.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya PT XL Axiata Tbk mengumumkan resmi mengakuisis PT Axis Telekom Indonesia dengan nilai transaksi US$ 865 juta.
Penandantanganan tersebut disaksikan oleh Chief Operating Officer PT XL Axiata Tbk, William Lucas Timmermans, Direktur Utama PT Axis Telecom Indonesia, Erik Aas, dan Group Chief Finantial Officer (CFO) Saudi Telecom Company (STC), K. Ravi Kumar.
Dana akuisisi senilai US$865 juta itu, berasal dari kombinasi pinjaman dan kas perusahaan. XL mendapat dana US$ 500 juta, dari Axiata selaku pemegang saham XL. Sisanya yakni US$ 200 juta pinjaman dari Bank DBS, US$ 100 juta (Bank UOB) dan US$ 65 juta (Bank of Tokyo-Mitsubishi). (ren)