AS Siapkan US$ 700 Miliar

Sumber :

Washington – Pemerintah Amerika Serikat (AS) siap menggelontorkan US$700 miliar untuk menyelamatkan perbankan dari krisis keuangan. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli aset-aset surat berharga milik sejumlah bank atau perusahaan keuangan yang menderita kredit macet hingga miliaran dolar dan terancam bangkrut. Tak pelak, dana tersebut dianggap bakal menjadi “biangnya bantuan” untuk mencegah krisis keuangan di bursa saham sekaligus menyelamatkan ekonomi AS.

Demikian pernyataan yang disampaikan Menteri Keuangan AS, Henry Paulson, di Washington, Minggu malam 21 September 2008 waktu setempat (Senin pagi WIB). Proposal pemerintah tersebut kini menunggu persetujuan Kongres. Paulson berharap Kongres sesegera mungkin mengesahkan usulan tersebut untuk memulihkan kepercayaan pasar di bursa saham jelang awal perdagangan di pekan ketiga September 2008.

Pimpinan kongres yakin bahwa usulan bantuan super besar bagi perbankan tersebut akan segera disahkan paling lambat dalam hitungan hari. Mereka berharap bantuan keuangan tersebut tidak hanya ditujukan bagi perbankan maupun perusahaan di bursa Wall Street yang bermasalah, namun juga untuk kepentingan publik maupun pekerja. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat di Kongres, Nancy Pelosi, segera menyerukan pengawasan independen dan perlindungan bagi pemlik rumah yang terkendala oleh tingginya hipotek dan pembatasan atas pemberia kompensasi berlebihan bagi kaum eksekutif. 

Dalam beberapa hari terakhir, para pejabat tinggi ekonomi dan keuangan di Washington berjuang keras mencari cara terbaik mengatasi krisis keuangan yang melanda perbankan dan perusahaan-perusahaan kelas atas yang aktif di bursa saham Wall Street. Saham-saham perusahaan tersebut anjlok drastis dalam beberapa pekan terakhir menyusul kredit macet dalam investasi kredit perumahan sejak awal tahun ini.

Pemerintah tidak ingin adanya korban lagi setelah perusahaan keuangan yang telah berdiri selama 158 tahun, Lehman Brothers, awal pekan lalu jatuh bangkrut. Beberapa perusahaan keuangan juga terancam nasib serupa seperti asuransi terbesar di dunia, American International Group (AIG), bank investasi terbesar kedua di AS , Morgan Stanley, dan Merrill Lynch. Nasib mereka untuk sementara waktu terselamatkan setelah mendapat jaminan suntikan modal baru oleh sejumlah bank yang akan mengakuisisi mereka.

Namun langkah tersebut diyakini tidak akan tahan lama sepanjang belum ada bantuan dalam jumlah besar dari pemerintah AS.
Sembari memikirkan rencana yang solid, Departemen Keuangan Jumat pekan lalu berkomitmen segera mengucurkan US$50 miliar untuk menjamin stabilitas pasar uang. Selain itu juga tengah dipertimbangkan pembentukan suatu badan khusus yang akan membeli aset-aset bermasalah dari perusahaan yang terkendala kredit macet dengan harga murah dan selanjutnya akan dilelang. (ap)