Tantangan dan Peluang Ekonomi Hijau di Indonesia
Senin, 27 April 2015 - 12:06 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id - Indonesia terus mendorong perkembangan ekonomi hijau dalam menjaring investasi. Namun, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.
Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, Senin, 27 April 2015 memaparkan, tantangan tersebut antara lain, masih banyaknya industri yang menggunakan teknologi tua. Kemampuan industri dalam mengembangkan teknologinya juga masih terbatas.
"Banyak industri yang tidak menganggarkan perbaruan teknologi," ujarnya, dalam pembukaan Tropical Landscapes Summit
Baca Juga :
Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, Senin, 27 April 2015 memaparkan, tantangan tersebut antara lain, masih banyaknya industri yang menggunakan teknologi tua. Kemampuan industri dalam mengembangkan teknologinya juga masih terbatas.
"Banyak industri yang tidak menganggarkan perbaruan teknologi," ujarnya, dalam pembukaan Tropical Landscapes Summit
bertajuk
A Global Investment Opportunity 2015
.
Tantangan selanjutnya, kata dia, masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga, penerapan ekonomi hijau belum bisa diimplementasikan dengan maksimal.
"Selain itu, insentif kurang dari pemerintah. Hal itu dibutuhkan untuk berkompetisi dengan ekonomi konvensional," tambahnya.
Pemerintah, menurutnya, terus mendobrak tantangan tersebut dengan berbagai kebijakan. Insentif fiskal maupun non fiskal diklaim telah tersedia saat ini.
Insentif fiskal yang di sediakan, antara lain, pembebasan pajak dalam periode tertentu atau
tax holiday
, bagi lima sektor industri pionir.
"
Tax holiday
, 5-10 tahun untuk lima industri pionir termasuk
biofuel
," ujarnya.
Ada pula, lanjut Franky, keringanan pajak atau
tax allowance
untuk industri-industri yang memperbesar investasinya di Indonesia. Fasilitas itu juga diberikan untuk perusahaan yang melakukan transfer teknologi.
Sementara itu, untuk insentif non fiskal, BKPM telah mengembangkan pelayanan satu pintu untuk perizinan investasi. Diharapkan dengan upaya tersebut, bisa mempermudah investasi yang masuk.
Pemeritah juga akan membangun zona ekonomi khusus baru. Agar diharapkan perkembangan ekonomi bisa merata.
"Izin pekerja asing juga bisa dilakukan di BKPM," tambahnya.
Lebih lanjut, menurut Franky, saat ini ada sekitar tujuh sektor yang memiliki potensi besar di Indonesia. Antara lain, agrikultur, perikanan, kehutanan dan energi terbarukan.
"Selama lima tahun terakhir, realaisasi dalam tujuh potensi itu sebesar US$41 miliar, dan pertumbuhan tahunannya 20-24 persen," ungkapnya.