Kemendag: Blok Ekonomi AS Banyak Manfaatnya
Rabu, 11 November 2015 - 13:42 WIB
Sumber :
- BBC
VIVA.co.id
- Rencana pemerintah Indonesia yang ingin bergabung dalam Trans Pacific Partnership (TPP) atau pakta perdagangan antar-negara Asia Pasifik yang dimotori oleh Amerika Serikat (AS) masih menimbulkan pro dan kontra, baik dikalangan lembaga pemerintahan maupun di mata masyarakat.
Meski begitu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, jika memang nantinya Indonesia resmi bergabung di TPP terdapat banyak keuntungan yang di dapat Indonesia di kemudian hari.
Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI) dari Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi, menjelaskan bergabungnya Indonesia ke dalam TPP bisa memberikan kesempatan untuk memangkas ekspor bahan mentah atau setengah jadi.
"Salah satu kekuatan adanya global value chain, ada semacam preferensi. Kita produksi kuatnya di tekstil, dengan TPP, kita beli solnya dari sini, mesin atau jarum dapat preferensi dari negara ini," ujar Bachrul di kantornya, Jakarta, Rabu 11 November 2015.
Baca Juga :
TPP nantinya bisa menyediakan pasokan suplai global bagi industri di masing-masing anggotanya. Dan ini membuat negara-negara anggota bisa membangun industri barang jadi yang lebih terspesialisasi.
"Jadi kita hanya perlu produksi apa yang sesuai dengan sumber daya kita. Makanya kita sekarang jual banyak bahan mentah, padahal negara lain produksi barang yang kita butuhkan buat industri," katanya
Selain itu, Bachrul menambahkan, terdapat juga manfaat fasilitas perdagangan khusus yang nantinya diperoleh masing-masing negara anggota. Salah satunya pembebasan bea masuk bagi produk ekspor perikanan.
"Misalnya tuna kaleng saja, itu kita ekspor ke AS dan dapat bea masuk 22,5 persen, kalau Malaysia dan Thailand sekarang sudah nol kan, padahal ikan mereka dapatnya dari Indonesia. Kenapa kita tidak dapat, itu manfaatnya lagi. Jadi, banyak manfaat kita gabung ke TPP," ujarnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa Indonesia akan mempertimbangkan bergabung dalam Trans-Pacific Partnership (TPP). Hal itu disampaikan Jokowi kepada Presiden Barack Obama dalam pertemuan di Gedung Putih, Washington D.C, Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, tawaran Obama tersebut pernah ditolak Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat pertemuan KTT APEC di Hawaii. (ren)