Inflasi Oktober Dipicu Ikan Segar dan Emas

Sumber :

sVIVAnew - Ikan segar menjadi kontributor utama kenaikan inflasi Oktober 2008 yang tercatat 0,45 persen. Harga ikan segar naik 3,48 persen atau menyumbang 0,11 persen terhadap inflasi Oktober.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan dalam jumla pers di kantornya, Senin 3 November 2008, kenaikan harga ikan lebih banyak karena suplai yang menurun drastis, sehingga harga ikan naik.

Selain itu kesadaran nelayan akan cuaca juga turut mempengaruhi persediaan ikan. Dengan aktifnya BMG menginformasikan kondisi ombak membuat nelayan lebih mempunyai kesadaran mengenai musim sehingga produksi berkurang.

"Harga ikan yang naik dan tidak banyak dijual ke tengkulak, itu merupakan suatu yang bagus. Itu mencerminkan penghasilan nelayan baik," kata dia.

Penyumbang kedua inflasi adalah emas dan perhiasan. Dengan fluktuasi kurs dolar AS, harga emas perhiasan melambung tinggi. Emas sebagai konsumsi dimasukkan dalam perhitungan inflasi.

Sedangkan pemicu ketiga adalah lauk pauk, nasi, yang menyumbang 0,02 persen. Sedangkan penurunan inflasi pada Oktober dikontribusikan oleh minyak goreng yang mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. Sementara cabai merah dan cabai rawit 0,03 persen.

Berdasarkan kelompok barang dan jasa, pada Oktober 2008 menunjukkan adanya kenaikan pada kelompok bahan makanan sebesar 0,71 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,77 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,24 persen, kelompok sandang 0,71 persen, kelompok kesehatan 0,52 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,39 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,10 persen.