Ini Pemicu Harga Pangan Tinggi

SPBU
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Harga bahan bakar minyak (BBM) kompak turun pada 5 Januari 2016. Namun, penurunan harga BBM tidak berpengaruh terhadap harga bahan pangan.

"(Harga bahan pangan) masih (tinggi). Jangan (beranggapan) karena harga BBM turun Rp200 per liter, terus harga bahan pangan turun," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia, Ngadiran, ketika dihubungi VIVA.co.id di Jakarta, Rabu 6 Januari 2016.

Menurut dia, masih tingginya harga pangan juga disebabkan perusahaan angkutan tidak menurunkan ongkos distribusi barang. "Organda (Organisasi Angkutan Darat) saja tidak menurunkan ongkos," kata dia.

Selain biaya distribusi, harga bahan pangan juga dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan. Ketersediaan pasokan ini akan membuat posisi harga bahan pangan apakah naik atau turun.

"Kalau pasokannya cukup, harganya biasa. Kalau pasokannya melimpah, harganya turun. Terus kalau kurang, harganya naik. Kalau harganya turun, tetapi penjual tidak menurunkan harga, tidak mungkin karena bisa ditinggal pembeli. Kalau harganya naik dan penjual tidak menaikkan harga, lah, mau jualan apa," kata dia.

Seperti diketahui, kemarin, Selasa 5 Januari 2016, harga BBM turun, kecuali minyak tanah (Kerosen). Harga untuk Solar bersubsidi turun Rp1.050 per liter, atau 16 persen dari Rp6.700 per liter menjadi Rp5.650 per liter.

Harga Premium non-Jawa, Madura, Bali, turun Rp350 per liter, atau lima persen dari Rp7.300 per liter menjadi Rp6.950 per liter.

Harga Premiun di Jawa, Madura, dan Bali dari Rp7.400 per liter menjadi Rp7.050 per liter. Pertalite dari Rp8.250 per liter menjadi Rp7.900 per liter.

Sedangkan Pertamax (wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat) dari Rp8.650 per liter menjadi Rp8.500 per liter. (asp)