Ini Strategi Bos Baru Oracle Bumikan Cloud di RI

Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id –  Perusahaan komputasi awan (cloud computing) Oracle, menunjuk Erwin Sukiato untuk mengisi jabatan sebagai country managing director untuk Oracle Indonesia. Sebelumnya, posisi tersebut diisi oleh Uday Mathkar.

Dalam sesi perkenalan dengan awak media di Irih Room, Hotel Mulia Senayan, Rabu 27 Januari 2016, Erwin memaparkan sejumlah strategi Oracle dalam mengarungi bisnis teknologi informasi (TI) pada 2016. Sebab, sekarang banyak perusahaan yang akan beralih menggunakan cloud.

"Ke depannya, perusahaan-perusahaan akan beralih menggunakan cloud, untuk keperluan menyimpan data secara aman. Kita bisa mengakses kapan dan di mana saja, selama masih tetap terhubung dengan internet," ujar Erwin.

Berdasarkan hasil riset yang dimiliki Oracle, 80 persen aplikasi produksi pada cloud, tetapi baru sekitar 25 persen yang terpenuhi. Sebanyak 100 persen pengembangan perangkat lunak/usaha pengujian akan dilakukan dalam cloud. Dan, semua data perusahaan akan disimpan secara virtual melalui komputasi awan.

Saat ini, Oracle mengklaim sebagai satu-satunya penyedia solusi bagi korporasi, selain yang dilakukan oleh Microsoft. Oracle menawarkan tiga area layanan komputasi awan, yakni software as a service (SaaS), platform as a service (PaaS), dan infrastructure as a service (IaaS).

Ketiga area layanan cloud yang disasar Oracle tersebut, karena mereka itu penting guna menyediakan pelanggan dengan lingkungan cloud lengkap yang juga mendukung pertumbuhan perusahaan selama 10-20 tahun ke depan.

Guna membantu pelanggannya dalam menerapkan cloud, perusahaan asal Amerika Serikat ini pun memberikan enam rumus desain terdiri atas rendah biaya, reliabilitas, kinerja, desain berbasis standar, kompatibilitas lengkap, dan keamanan yang selalu ada.

Disampaikan Erwin, Oracle dalam menawarkan layanan cloud berbeda dengan kompetitornya. Dia mengatakan, layanan dari Oracle ini, tarif yang diberikan disesuaikan dengan harga Indonesia.

"Kami punya layanan cloud yang 100 persen milik sendiri, baik dari sisi hardware hingga software-nya," kata dia.