Kilang Minyak Mini di Bojonegoro Bisa Kurangi Impor BBM

Ilustrasi Kilang Minyak
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Hasil kajian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (LPPM UGM), mengungkapkan fakta menarik mengenai keberadaan kilang mini milik PT Tri Wahana Universal (TWU) di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur.

Kilang mini tersebut diketahui memberikan dampak positif bagi warga sekitar terutama faktor ekonomi dan sosial.

Peneliti LPPM UGM, Eny Sulistyaningrum, menjelaskan, keberadaan kilang mini TWU secara tidak langsung turut mengurangi beban subsidi BBM pemerintah, dan berkontribusi dalam ketahanan energi wilayah Jawa Timur.

Eny, begitu dia disapa, menjelaskan, khusus untuk wilayah Bojonegoro dan Jawa Timur, TWU telah menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan sosial dengan menciptakan efek berantai (multiplier effect) terhadap pertumbuhan sektor-sektor lain.

"Di antaranya, terciptanya lapangan kerja, mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru, dan meningkatkan pendapatan rumah tangga di Bojonegoro dan Jawa Timur,” ujar Eny saat dihubungi, Kamis, 11 Februari 2016.

Menurut Eny, pada tahun 2014 lalu, kilang ini mampu mengoperasikan kilang minyak TWU dengan nilai tambah ekonomi sebesar Rp1,3 triliun di tingkat Kabupaten Bojonegoro, Rp2,6 triliun di tingkat Provinsi Jawa Timur, dan Rp9,8 triliun secara nasional.

"Bila dihitung terhadap penduduk, maka multiplier effect nilai tambah pengoperasian kilang mini TWU sekitar Rp896 ribu per kapita di level kabupaten Bojonegoro, Rp139 ribu di level provinsi Jawa Timur, dan Rp40 ribu di tingkat nasional," ucap dia.

Dia menambahkan, dari sisi tenaga kerja, multiplier effect pengoperasian kilang mini TWU, mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak 5.344 orang di tingkat Kabupaten Bojonegoro, 27.213 orang di tingkat Provinsi Jawa Timur, dan sebanyak 112.196 orang di level nasional.

Tak hanya itu, pengoperasian kilang mini ini juga meningkatkan pendapatan rumah tangga sebesar Rp112,7 miliar di tingkat kabupaten Bojonegoro, Rp327,4 miliar di level Provinsi Jawa Timur, dan Rp10,4 triliun secara nasional.

"Keberadaan kilang mini TWU secara tidak langsung mengurangi impor BBM, sehingga bisa mengurangi beban subsidi. Sebab, alokasi minyak yang diolah TWU, mengurangi jatah impor BBM sejumlah yang sama," kata dia.

Menurut catatan studi UGM, Train-1 kilang mini TWU memiliki kapasitas terpasang untuk memproduksi minyak mentah sebesar 6.000 barrel per hari dan mulai beroperasi pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2013, dengan ada penambahan train-2, kilang milik TWU saat ini mempunyai kapasitas terpasang sebesar 18.000 barrel per hari.

Hemat biaya

Konsep kilang mini ini sangat otomatis dan memangkas biaya transportasi yang cukup besar. Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Kajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa.
 
“Kilang mini itu dibangun sesuai kebutuhan di wilayah sekitar, dan mengoptimalisasi peluang bisnis di suatu daerah,” ucap Iwa.

Iwa menambahkan, harga minyak dunia saat ini memang cenderung turun, namun dengan menyiapkan infrastruktur kilang mini maka sudah menyiapkan investasi ke depan. Pemerintah harus mendukung BUMN dan swasta untuk bersama-sama mengoptimalkan peluang yang sudah ada.

“Mengenai swasta yang sudah masuk dan telah membangun kilang mini, harusnya Pemerintah tetap menjalankan konsekuensinya untuk memberikan kepastian alokasi minyak sehingga bisnis tetap berjalan dengan baik,” kata Iwa. (one)

Baca juga: