2019, Ekspor Jasa Konstruksi Ditargetkan Tembus Rp15 Triliun

Para pekerja sibuk di suatu lokasi proyek infrastruktur di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • REUTERS/Garry Lotulung

VIVA.co.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi menargetkan, nilai ekspor jasa konstruksi mencapai angka Rp15 triliun pada periode 2015 hingga 2019. 

Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Yusid Toyib menjabarkan, nilai ekspor jasa konstruksi telah mencapai Rp3 triliun pada 2015.

"Pada 2016, kami menargetkan Rp6 triliun untuk ekspor jasa konstruksi," kata Yusid di kantor Kementerian PUPR, Kamis 19 Mei 2016. 

Sebagai informasi, ekspor jasa konstruksi antara lain pekerjaan konstruksi oleh kontraktor Indonesia yang mendapatkan kontrak pekerjaan di luar negeri. Menurutnya, selama ini, ekspor jasa konstruksi Indonesia terbanyak adalah ke negara Timor Leste dan Republik kepulauan Fiji. 

"Pelaku usaha harus berani maju keluar, karena mereka mendapat keuntungan lebih. Kami harus bisa mendorong dia mencari keluar," kata dia. 

Meski demikian, Ia berharap, agar pemerintah melalui Kementerian Keuangan dapat memberikan insentif fiskal yang masih membebani ekspor jasa konstruksi tersebut. Sebab, untuk beberapa negara di dunia, juga memberikan insentif agar ekspor jasa konstruksi semakin meningkat. 

"Jangan sampai nanti di sini (dalam negeri) kena tax (pajak), di sana (luar negeri) juga kena tax. Kalau negara mau berikan insentif, pasti akan lebih baik," ungkapnya. (asp)