Mentan Akui Sulit Menstabilkan Harga Pangan

Gerai bawang merah di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Sumber :
  • ANTARA/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id – Kementerian Pertanian mengaku, tidak mudah bagi pemerintah untuk bisa kembali menstabilkan kebutuhan pangan dan harga kebutuhan  pokok yang saat ini melambung tinggi. Sebab, persoalan tersebut telah berlangsung lama dari tahun ke tahun sebelumnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, penyebab tingginya harga pangan di pasar karena panjangnya rantai pasok dan distribusi. Hal itu sudah mengakar sehingga butuh kerja keras untuk memperbaiki strukturnya agar tidak merugikan semua pihak.

"Ini persoalan (pangan) sudah 70 tahun. Tidak bisa selesai satu sampai dua bulan. Perlu kerja keras. Ubah struktur pasar sehingga petani untung, konsumen juga untung," katanya saat menggelar Operasi Pasar di Pasar Minggu, Jakarta, Minggu 12 Juni 2016.

Amran melanjutkan, dalam jangka pendek pemerintah tengah berupaya untuk memangkas rantai pasok dengan menggelar operasi pasar murah di beberapa titik di seluruh Indonesia. Namun, masyarakat diminta untuk membeli sembako secara wajar agar tepat sasaran.

"Makanya kami imbau ke masyarakat, kalau mau belanja ya belanja sewajarnya. Tidak harus memborong. Sehingga harga bisa stabil dan tidak dimanfaatkan oleh orang-orang untuk mencari keuntungan tidak wajar," tuturnya.

Sebab, kata Amran lebih jauh, pada bulan Ramadan ini seharusnya konsumsi masyarakat lebih sedikit. Namun, yang terjadi saat ini justru bertambah dan tidak terkontrol. 

"Ini ada anomali. Anomali dari minyak goreng banyak kok harga naik. Ayam banyak kok naik, telur banyak, beras naik. Ini butuh waktu tapi kita bekerja keras bersama seluruh kementerian untuk tekan harga,"  kata dia.