Pesawat Juno Aktifkan Instrumen Pengintai Jupiter

Ilustrasi pesawat Juno mendekati Planet Jupiter.
Sumber :
  • NASA

VIVA.co.id – Pesawat Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang mengorbit Planet Jupiter, menunjukkan kemajuan, usai berhasil mendekati planet raksasa tersebut.

Dikutip dari Space, Senin 11 Juli 2016, pesawat tersebut kini telah membuka 'matanya' untuk persiapan pengintaian Jupiter.

NASA mengatakan, saat memasuki orbit pada 4 Juli lalu, sembilan instrumen Juno dimatikan. Hal itu bertujuan untuk mengurangi komplikasi selama proses pembakaran memasuki orbit Jupiter.

Pejabat NASA mengatakan, usai berhasil masuk orbit, tim kendali Juno menghidupkan lima dari sembilan instrumen tersebut pada 6 Juli. Tim akan menghidupkan instrumen lainnya pada akhir Juli.  

NASA memperkirakan, Juno baru akan mengumpulkan data ilmiah di Planet pada saat melintas dekat planet raksasa itu pada 27 Agustus 2016.

"Tahapan selanjutnya, kami akan membuka kuping dan mata (Juno)" jelas peneliti dari Southwest Research Institute, AS, yang juga penyelidik utama Juno, Scott Bolton.

NASA menjanjikan informasi terbaru dari misi pengamatan pesawat Juno itu akan disampaikan pada 1 September nanti.

Keberadaan Juno di orbit itu bukan sembarangan. Pesawat itu bertugas untuk memetakan komposisi dan struktur di dalam Jupiter. Serta masih banyak lagi tugas yang harus dikerjakan Juno, termasuk mempelajari asal muasal dan dari apa Jupiter terbentuk.

Misi bernilai US$1,1 miliar itu baru akan dimulai pada Agustus nanti, ketika Juno kembali berpapasan dengan planet gas raksasa itu. Kemungkinan misi Juno akan berakhir pada Februari 2018.

Dikatakan, dengan mengetahui informasi interior Jupiter akan memberikan kunci pembentukan Jupiter dan secara lebih luas akan memperdalam pengetahuan tentang sejarah Tata Surya dan pembentukan alam semesta.

"Kami pikir, planet raksasa seperti Jupiter adalah landasan pembentukan planet," jelas misi Juno dalam website NASA.

Badan antariksa itu menjelaskan, planet raksasa terbentuk pada awal, sebelum bintang muda berubah menyerap, atau memancarkan gas cahaya dalam awan raksasa.

Planet raksasa juga memainkan peran besar dalam pembentukan planet, karena ukuran raksasa mereka memungkinkan untuk membentuk orbit. Kemampuan itu kurang dimiliki oleh objek lain misalnya planet lain, asteroid maupun komet. (asp)