Bank Dunia Puji RI Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves, saat pemaparan Indonesia Economic Quarterly.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA.co.id – Bank Dunia meluncurkan laporan triwulan perekonomian Indonesia (Indonesia Economic Quarterly/IEQ), yang menyebut bahwa perbaikan pengelolaan fiskal turut mendukung pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan proyeksi sebesar 5,1 persen pada tahun ini.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves menyebut, penerimaan dari program pengampunan pajak, atau tax amnesty, yang lebih besar dari perkiraan awal, serta beberapa penyesuaian belanja pemerintah, telah ikut membantu untuk mengurangi risiko fiskal tersebut.

Rodrigo mengatakan, program tax amnesty yang berhasil meraup 56,6 persen target pada akhir periode pertama diharapkan dapat menambah belanja modal, sehingga bisa membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Perbaikan tata kelola fiskal, kebijakan publik yang lebih kuat, serta reformasi struktural, termasuk tanggapan tepat waktu terkait harga pangan, telah memberikan hasil positif, risiko (fiskal) telah menurun dan beberapa indikator juga ikut membaik," kata Rodrigo dalam sebuah diskusi di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa 25 Oktober 2016.

Ia juga menyebut, tingkat kemiskinan Indonesia turun sebesar 0,4 persentase, pada kuartal pertama di 2016. Hal ini diakuinya, sebagai penurunan tahun ke tahun (year of year) terbesar selama tiga tahun terakhir.

Beberapa kebijakan yang ikut mendorong pencapaian tersebut antara lain, adalah upaya menstabilkan harga beras yang dilakukan oleh pemerintah, termasuk dengan jalan manajemen impor beras dan operasi pasar melalui Bulog.

"Selain itu, ada juga program-program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan, yang ikut menyalurkan bantuan tunai bersyarat. Perluasan yang mampu mencakup hingga 3,5 juta rumah tangga baru itu, nyatanya telah ikut berkontribusi pada hampir sepertiga dari total penurunan kemiskinan," ujarnya. (asp)