Astra Masih Andalkan Sektor Otomotif

Kantor Astra International
Sumber :
  • Astra.co.id

VIVA.co.id – Perekonomian Indonesia yang masih belum pulih menjadi tantangan PT Astra International Tbk. Sejauh ini perseroan masih mengandalkan bisnis otomotif untuk menopang kinerja perusahaan.

Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti, mengungkapkan, 77 persen pendapatan perseroan dikontribusi dari bisnis otomotif. Sementara itu, sisanya dipegang oleh non-otomotif seperti alat berat, agrobisnis, dan infrastruktur atau properti.

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, perseroan telah membukukan penjualan sebanyak 422.494 unit kendaraan roda empat. Angka tersebut meningkat 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 382.389 unit.

Di samping itu, Tira mengemukakan, faktor yang mendorong kenaikan pangsa pasar Astra International pada kuartal ketiga ini adalah penjualan produk terbaru Astra, seperti Toyota All New Fortuner.

"Pangsa pasar di mobil meningkat karena didukung peluncuran model-model baru," kata Tira dalam “Workshop Wartawan Pasar Modal” di Ciawi, Bogor, Jumat, 4 November 2016.

Tira menuturkan, selama kuartal III tahun ini, Astra telah meluncurkan sepuluh produk baru dan tujuh produk inovasi untuk roda empat. Di antaranya Toyota New Fortuner di awal tahun lalu, dan terakhir Astra Daihatsu Sigra pada Agustus 2016.

Sementara itu, untuk bisnis otomotif roda dua, meskipun penjualan menurun tiga persen dibanding tahun lalu, Astra masih memimpin pangsa pasar yang naik lima persen, menjadi 73 persen dari 68 persen tahun lalu.

"Pangsa pasar Astra di roda dua meningkat jadi 73 persen. Ini didukung dengan produk-produk baru yang diluncurkan dan kampanye-kampanye pasar yang efektif," tuturnya.

Sebagai gambaran, masih lesunya pertumbuhan ekonomi secara global maupun nasional, berdampak kepada sejumlah lini bisnis dari Astra, sehingga menyebabkan turunnya laba bersih sebesar enam persen dari Rp11,99 triliun menjadi Rp11,27 triliun per September 2016.

Kondisi tersebut sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar empat persen dari Rp138,1 triliun menjadi Rp132,2 triliun pada periode September 2016.