Ditemukan, Antibodi Penangkal Virus Zika
- REUTERS/Mike Segar
VIVA.co.id – Tak perlu jauh-jauh mencari penangkal virus zika, sebab peneliti telah menemukan antibodi dari tubuh manusia yang diklaim bisa menangkal virus tersebut.
Tim peneliti Amerika Serikat yaitu Vanderbilt University Medical Center dan Washington University School of Medicine di St Louis, Missouri, mengumumkan telah berhasil menemukan antibodi yang bisa menangkal virus yang mewabah luas di Brasil. Antibodi tersebut ternyata berasal dari antibodi monoklonal manusia, dan peneliti memberi nama ZIKV-177.
"Ini (antibodi) terjadi secara alami (dalam tubuh manusia). Antibodi manusia diisolasi dari manusia, merupakan intervensi medis pertama yang mencegah infeksi zika dan kerusakan janin," ujar James Crowe yang mengetuai penelitian, dilansir Sciencedaily, Selasa 8 November 2016.
Dalam penelitiannya, tim pertama kali menguji antibodi pada tikus. Hasilnya, janin tikus terlindungi dari serangan virus zika. Berdasarkan hal itu, tim peneliti berani mengujinya pada manusia.
Crowe menjelaskan, cara pengujian pada manusia yaitu dengan mengambil sampel darah manusia yang terinfeksi virus. Dari tubuh orang yang terinfeksi itu, ternyata ada antibodi yang bekerja.
“Kami sangat gembira karena data menunjukkan, kita mungkin memiliki perawatan antibodi yang bisa dikembangkan untuk digunakan pada wanita hamil. Potensi yang luar biasa dan luasnya penghambatan oleh ZIKV-117. Ini sangat menjanjikan," jelas Crowe.
Antibodi monoklonal dibuat dari klon tunggal sel B, sejenis sel darah putih yang telah menyatu ke sel myeloma (kanker). Hal ini memungkinkan peneliti untuk cepat menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah besar.
Sejak wabah besar dilaporkan di Brasil pada tahun lalu, infeksi zika yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini telah dilaporkan terjadi di seluruh Afrika, Asia, Pasifik, dan Amerika, termasuk Miami-Dade County, Florida.
Dampak virus zika bukan hanya mikrosefali bagi janin, tapi juga dikaitkan dengan sindrom Guillain-Barre, gangguan neurologi yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.