Hillary Clinton Picu Penjualan Pantsuit Putih Naik 190%
- REUTERS/Lucy Nicholson
VIVA.co.id – Hillary Clinton memang kalah dari Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada Rabu, 8 November 2016, namun dia menang dalam hal fesyen. Hillary berhasil mendorong penjualan pantsuit secara signifikan.
Wanita berusia 69 tahun itu beberapa kali mengenakan pantsuit dalam serangkaian kampanye presiden tahun ini. Sejumlah peretail fesyen melaporkan penjualan pantsuit putih hingga hari pilpres melonjak sampai 190 persen.
Dikutip dari Daily Mail, fenomena tersebut dinamakan white suit effect. Sementara situs mode terbesar di dunia, Lyst menyatakan bahwa penjualan pantsuit sejak Januari melonjak 460 persen, dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 24 persen setiap bulan.
Clinton kali pertama mengenakan pantsuit berwarna krem, rancangan Ralph Lauren ketika secara resmi menerima pencalonan dirinya dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat pada 28 Juli 2016. Penampilannya saat itu langsung mendapat perhatian di media sosial.
Penampilannya juga menuai banyak pujian dari majalah mode Vogue, yang menulis bahwa penampilan Clinton menjadi salah satu yang elegan dan bijaksana. Penampilan dengan tambahan kalung liontin emas dan sepatu hak pendeknya menjadi sorotan.
Dan bulan lalu, dia mengenakan pakaian putih lainnya, yang juga rancangan Ralph Lauren untuk debat presiden ketiga. Desainer Amerika itu telah mendesain busana Clinton selama tiga dekade terakhir, dan mereka memiliki hubungan dekat.
Sementara dalam dua pekan terakhir, penjualan setelan celana wanita ini juga mengalami lonjakan di Amerika, terutama untuk warna putih. Sebelum Konvensi Nasional Partai Demokrat, pakaian paling populer di Lyst adalah warna hitam, biru dan merah.
Bahkan, jas putih secara signifikan kurang populer daripada hitam, tapi sekarang sebaliknya, dengan permintaan melonjak 7 persen dalam satu bulan terakhir. Sementara pencarian pakaian putih dalam situs mereka muncul sebanyak 76 kali, termasuk pakaian dari label Prada, Neil Barrett dan Tahari.
Tanda pagar yang dibuat oleh pendukung Hillary, seperti #PantsuitNation dan #ImWithHer dianggap berperan atas tren fesyen tahun ini. Tren ini juga disebabkan, gerakan media sosial #WearWhiteToVote.
Perempuan di seluruh AS aktif di media sosial pekan ini untuk berbagi gambar mereka dengan pakaian putih untuk memberikan suaranya. Seorang juru bicara Lyst mengucapkan terima kasih terhadap gerakan tersebut, karena membuat wanita membeli pakaian, khususnya putih untuk dipakai saat melakukan pencoblosan.