Indonesia Ternyata Impor Belasan Ribu Ton Teh dari 4 Negara

Ilustrasi kebun teh
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Asosiasi Teh Indonesia menyebutkan Indonesia masih mengimpor teh sekitar 15-16 ribu ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan teh per kapita dalam negeri. Padahal produksi teh Indonesia tahun ini mencapai 143 ribu ton dan mampu mengekspor sebanyak 60 ribu ton.

Ketua Umum Asosiasi Teh Indonesia, Dede Kusdiman, mengatakan salah satu penyebab Indonesia masih impor teh adalah karena harga teh impor lebih murah dari harga teh Indonesia. Harga teh impor sekitar 50-60 persen dari harga jual teh Indonesia.

Dia menyebutkan mayoritas teh diimpor dari Vietnam, Kenya, India, dan Sri Lanka. "Padahal kualitas mereka lebih rendah dari kita. Mereka harga jual hanya 50-60 persen dari harga jual teh Indonesia," kata Dede dalam Forum Ekspor 2016 di Hotel Borobudur Jakarta pada 21 November 2016.

Ia mengungkapkan regulasi Indonesia kurang ketat untuk melindungi produk dalam negeri, kurang mengontrol produk impor. "Karena kita enggak ada regulasi itu. Enggak ada ketentuan uji pestisida dan besaran kandungan pestisida," ujarnya.

Sementara, di negara lain ada regulasi dan aturan yang ketat untuk barang asing masuk dengan beberapa tahap pengujian kelayakan. Seperti uji residu pestisida dan ada syarat untuk penuhi standar internasional.

"Kalau kita ekspor ke luar negeri, begitu ketatnya. Ada beberapa tahap dan ketentuan yang perlu dilalui. Makanya kita beberapa kali mengusulkan agar segera dikeluarkan peraturan bahwa produk impor yang masuk ke Indonesia harus diuji kandungan pestisidanya," ujarnya.

Pihaknya khawatir akan adanya pencampuran produk asli domestik dengan produk impor untuk kemudian diekspor dengan merek Indonesia, oleh oknum tertentu, yang akan menjatuhkan kualitas produk dalam negeri.

"Karena kita juga khawatir produk yang datang dari Vietnam dengan harga lebih murah dan kualitas lebih rendah, itu dicampur dengan produk kita. Lalu, dijual ekspor dengan merk Indonesia dengan harga lebih mahal," ucapnya.

Ia menilai hal itu akan berdampak fatal bagi Indonesia, sehingga sangat perlu diantisipasi segera.