DPR Ingatkan Realisasi APBN 2016 Harus Jadi Acuan Bersama
VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mengatakan, Kementerian Keuangan telah menyampaikan laporan tentang realisasi APBN P 2016. Secara umum, DPR mengapreasiasi kerja keras pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan dalam mengelola anggaran negara hingga mendekati target APBN yang telah ditetapkan.
"Meski gejolak ekonomi dalam negeri yang tidak terlepas dari gejolak ekonomi global yang masih fluktuatif, kita masih mampu menunjukkan stabilitas yang cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2016 yang ditargetkan sebesar 5,2 persen, dicapai sebesar 5 persen di akhir tahun," ujarnya di Senayan, Selasa 3 Januari 2017.
Taufik menuturkan, sesuai prediksi Indonesia mampu merealisasikan nilai tukar rupiah rata-rata Rp13.307 per dollar AS menguat dibandingkam asumsi sebelumnya sebesar Rp133.500 per dollar AS.
"Sementara itu, kita mampu merealisasikan belanja negara sebesar Rp1.859,5 triliun atau sekitar 89,3 persen. Secara umum, kita juga mampu menjaga defisit anggaran pada batas yang disepakati dalam APBN, yakni tidak lebih dari 3 persen. Realisasinya, defisit APBN P 2016 sebesar 2,46 persen," kata Wakil Ketua DPR RI Koordinator Ekonomi Dan Keuangan ini.
Di sisi lain, kata Taufik realisasi pajak masih kita akui belum sesuai ekspektasi kita dikarenakan banyak faktor. Namun secara umum mengalami pertumbuhan 4,2 persen, walaupun dalam hal realisasi masih rendah Rp33 triliun dari target yang dicanangkan sejak Menteri Keuangan Sri Mulyani menjabat.
"Kita berharap, pertumbuhan ekonomi 5,1 hingga 5,5 persen di tahun 2017 dapat tercapai, mengingat sinyal-sinyal perbaikan ekonomi semakin nampak. Kita tentu saja dapat berkaca pada realisasi saat ini. Konsumsi rumah tangga yang tetap stabil serta investasi yang masih dalam angka yang masih ditoleransi," ujarnya.
Taufik menambahkan, kondisi ini semua menunjukkan bahwa situasi ekonomi dalam negeri masih terkendali. Meski pada hari ini pembukaan IHSG ditandai dengan ditandai dengan pelemahan sebesar 0,35 persen atau 179 poin ke level 5,278,8.
“Namun kita tetap optimis, mengingat Indonesia termasuk gemilang lantaran masuk 5 besar di dunia dalam pencapaian pasar modal,” ujarnya.
Untuk itu, Taufik mengingatkan realisasi APBN 2016 harus menjadi acuan bersama untuk terus bekerja keras. Intinya, kita harus realistis.
"Pemerintah tidak boleh muluk-muluk dalam menetapkan target pertumbuhan. Setiap saat jika mendesak, harus dikoreksi, meski hal tersebut disesuaikan dengan kerja keras kita semua," katanya. (webtorial)