Inovasi BPPT, dari Singkong Obat Sampai Pemilu Tanpa DPT

Singkong
Sumber :
  • Reuters/Jorge Silva

VIVA.co.id – Memasuki usianya yang ke-39, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus menghasilkan inovasi tepat guna dan menciptakan teknologi kemandirian bangsa.
 
Kepala BPPT, Unggul Priyanto menyebutkan beberapa inovasi teknologi yang bakal dirilis oleh BPPT tahun ini, yaitu singkong yang digunakan sebagai bahan baku obat. Dengan olahan tangan para pakar di BPPT, singkong bisa disulap menjadi eksipien atau zat yang digunakan untuk mencampur obat supaya memperoleh bentuk yang sempurna, sekaligus pengisi, pengikat dan penghancur obat.
 
“Singkong yang harganya Rp1.000 sekilogram bisa diubah menjadi harga Rp30.000 sekilogram,” kata Unggul dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Kamis 19 Januari 2017.
 
Penggunaan bahan singkong itu bisa menolong ketergantungan atas impor, sebab diketahui bahan baku obat 98 persen masih diimpor.
 
Selain inovasi singkong, pada tahun ini BPPT juga akan merilis inovasi mendukung Pemilu. Unggul mengatakan, melihat pendataan dan perhitungan Pemilu yang kini masih manual, BPPT punya teknologi e-services dan e-rekapitulasi. Dia menjelaskan, e-services merupakan teknologi yang merangkum data seluruh penduduk yang tercatat di e-KTP.
 
“Jangan lagi pakai DPT (Data Penduduk Tetap), cukup dengan membawa e-KTP, dia tidak bisa lagi memilih di tempat lain,” ujar Unggul.
 
Selama ini, orang yang bukan penduduk tetap, atau hanya bersinggah sering menemui kendala untuk menyuarakan suara karena terbentur syarat-syarat Pemilu.
 
Tak berhenti di situ saja, inovasi lainnya yang bakal diumumkan BPPT pada tahun ini yaitu terkait penyediaan bibit budidaya untuk perbaikan kualitas dengan teknologi in vitro dan ex vitro. Adapun jenis tanamannya yang bakal dicoba inovasi tersebut yaitu tanaman pangan seperti kentang, porang, satoimo atau talas Jepang, dan sukun.
 
Sementara untuk tanaman buah yang akan dicoba inovasi itu meliputi pisang, nanas, jambu air, nangka, lengkeng dan lainnya. Kemudian tanaman hias seperti, anggrek, anthorium, aglonema, krisan dan lain-lain. Dari deretan tanaman sayuran yakni tomat dan cabai.

Mitra kerja sama untuk teknologi tanaman budidaya secara in vitro dan ex vitro ini yakni PT Martina Berto dan Asosiasi Petani Hortikultura Sejahtera.

Navigasi pesawat anak negeri
 
BPPT juga akan merilis inovasi navigasi pesawat terbang buatan mereka yakni ADS-B. Unggul mengatakan, pada tahun ini ADS-B akan disertifikasi, artinya ADS-B sudah bisa diproduksi massal. Untuk industri yang merangkul perangkat ADS-B, sudah tersedia.
 
“Kita berharap sertifikasi tidak disamakan dengan standar internasional,” ujar dia.
 
Dari 360 bandara di Indonesia, sejauh ini yang sudah memasang navigasi hanya 36 bandara. Padahal alat navigasi itu diperlukan sekali untuk memantau pesawat terbang ketika mendekati bandara.
 
Pada 2017, BPPT akan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Kamojang, Jawa Barat dan sekaligus masuk ke jaringan PLN.