Kartu Kartin1 Dinilai Terlalu Dini, Ini Kata Ditjen Pajak

Peluncuran prototype platform Kartin1 di Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Chandra Gian Asmara

VIVA.co.id – Direktorat Jenderal Pajak beberapa waktu yang lalu, meluncurkan purna rupa platform Kartu Indonesia Satu, alias Kartin1. Namun, peluncuran kartu tersebut menuai pro dan kontra, karena dianggap terlalu dini, dan tidak sejalan dengan rencana menerapkan Single Identity Number

Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Ditjen Pajak, Iwan Djuniardi membantah bahwa Kartin1 melenceng dari rencana pemerintah menerapkan Single Identity Number. Menurut Iwan, Kartin1 justru menjadi jembatan langsung menuju sistem itu.

"Kartin1 tidak menghambat, justru semakin memudahkan integrasi identitas," kata Iwan, saat berbincang dengan VIVA.co.id, Jakarta, Kamis 6 April 2017.

Meskipun saat ini masih bersifat prototype, dalam beberapa bulan ke depan sebelum peluncuran, Ditjen Pajak akan mengkaji lebih jauh aplikasi dan infrastruktur yang disediakan. Diharapkan pada 2018 mendatang, beberapa instansi lainnya bisa bergabung bersama Kartini1.

“Nanti, kami akan bekerja sama untuk mempersiapkan infrastrukturnya. Kami juga masih lihat potensi instansi lainnya,” katanya.

Sampai saat ini, baru Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Badan Pendapatan Negara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang menyatakan minatnya bergabung. Pada 2019 mendatang, diharapkan Kartin1 bisa menjadi identitas tunggal di Indonesia.

"Lambat laut, bisa me-match semua identitas. Apalagi, cost murah, tidak mahal," ujarnya. (asp)