Bank Dunia Suntik Rp2,67 Triliun untuk Program Bansos RI

Warga Miskin Tak Dapat Kartu Sakti Terima Sembako Gratis di Malang
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A. Pitaloka

VIVA.co.id – Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia sepakat untuk mendukung perluasan bantuan tunai bersyarat pemerintah melalui Program Keluarga Harapan dengan gelontoran pendanaan senilai US$200 juta atau senilai Rp2,67 triliun (kurs Rp1.335 per dolar AS). Dukungan tersebut, juga akan mencakup penguatan implementasi program bantuan sosial pemerintah lainnya.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A Chaves, berharap, bantuan tersebut bisa meningkatkan jangkauan penerima bantuan sosial. Apalagi, pada tahun 2020 mendatang, pemerintah telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan jumlah jangkauan program tersebut menjadi di angka 10 juta penduduk.

“Dengan memperluas bantuan sosial, Indonesia mengambil langkah maju untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan. Tidak hanya dalam waktu dekat, tapi juga memperbaiki masa depan anak-anak dari keluarga miskin,” jelas Chaves, dikutip dari keterangan resmi, Jakarta, Rabu 10 Mei 2017.

Bank Dunia memandang, setiap rupiah yang digelontorkan pemerintah melalui program tersebut memiliki dampak cukup signifikan, terutama dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan. Namun, diharapkan perluasan cakupan tersebut diiringi dengan penetapan sasaran yang lebih bak, terutama di antara penduduk rentan yang mudah jatuh di bawah garis kemiskinan

Pembiayaan yang diberikan lembaga donor, diharapkan mampu mendukung alokasi yang sudah diberikan pemerintah mendukung program tersebut senilai US$5,5 miliar untuk lima tahun ke depan. Apalagi, bantuan ini merupakan komponen penting dalam kerangka kerja kemitraan Bank Dunia dengan Indonesia, terutama dalam hal pengentasan kemiskinan.

Ekonom Senior Bank Dunia, Pablo Ariel Acosta, menilai, perluasan cakupan peneriman PKH tentu menjadikan Indonesia sebagai negara dengan bantuan tunai bersyarat kedua terbesar di dunia, dari hampir 70 negara yang menerapkan kebijakan serupa. Indonesia, katanya, hanya kalah dari Brasil yang menerapkan program sama.

“Sepertiga atau hampir sembilan juta balita di Indonesia mengalami permasalahan pertumbuhan. Perluasan PKH berpotensi memainkan peran lebih besar dalam memerangi malnutrisi di Indonesia,” kata Ekonom Senior Bank Dunia, Changging Sun, menambahkan. (one)