BPS Pastikan Kelangkaan Garam Tak Buat Inflasi Naik

Petani memanen garam di Kawasan Penggaraman Talise, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (27/8/2016).
Sumber :
  • ANTARA/Mohamad Hamzah

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik meyakini, kelangkaan garam di Indonesia tidak akan berpengaruh banyak terhadap pergerakan Indeks Harga Konsumen, atau inflasi. Bobot komoditas tersebut yang relatif kecil, menjadi alasan utama.

"Bobot garam ini kecil sekali. Jadi, tidak kelihatan dalam andil inflasi," kata Kepala BPS Suhariyanto, Jakarta, Selasa 1 Agustus 2017.

Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto mengungkapkan, selama ini otoritas statistik hanya memperhatikan komoditas-komoditas yang memiliki andil besar terhadap inflasi. Garam, kata dia, tidak termasuk dalam komoditas tersebut.

BPS meyakini, keputusan pemerintah melakukan langkah impor mampu menekan harga garam yang merajalela di tingkat pasaran. Menurutnya, keputusan tersebut telah tepat dilakukan, di tengah kekurangan stok garam yang terjadi di beberapa daerah.

"Mudah-mudahan ya. Meskipun bobotnya kecil, tetapi saya kira harga akan kembali normal," katanya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti tak memungkiri, sebagai negara kepulauan yang memiliki luas lautan terbesar, kelangkaan garam memang patut dipertanyakan. Menurutnya, ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah.

"Memang, sebetulnya terlalu ya. Indonesia yang namanya negara kepulauan, lautnya besar, kok garam sampai impor. Yang harus digenjot itu pertama teknologi," ujarnya. (asp)