Penjualan Ritel Turun Bukan Akibat Melemahnya Daya Beli

Salah Satu Gerai Ritel di Jakarta
Sumber :
  • antarafoto.com

VIVA.co.id – Penurunan tingkat penjualan yang dikeluhkan sejumlah perusahaan ritel, terutama di bidang pakaian, diyakini bukan disebabkan oleh penurunan pada daya beli masyarakat Indonesia.

Ekonom Faisal Basri mengatakan, saat ini ada kecenderungan masyarakat lebih senang membelanjakan uangnya untuk membeli barang yang sedang menjadi tren, misalnya telepon pintar dengan kualitas kamera yang bagus, atau mengalokasikan uangnya untuk berlibur.

Hal ini turut diyakini menjelaskan penurunan tingkat penjualan pakaian yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 15 persen pasca-Hari Raya Idul Fitri lalu.

"Saat ini daya beli nasional tidak turun. Penurunan omzet dan laba beberapa outlet modern tidak bisa dijadikan acuan penurunan daya beli nasional. Penyebabnya adalah perubahan perilaku," ujar Faisal melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id pada Kamis, 21 September 2017.

Selain itu, Faisal menyampaikan, ada juga kecenderungan dari masyarakat untuk menginvestasikan uang yang mereka miliki.

CEO BNP Paribas Investment Partner, Vivian Secakusuma menambahkan, perusahaan investasinya mencatat adanya peningkatan jumlah investasi, juga semakin luasnya kalangan yang memutuskan untuk menyalurkan uang mereka guna investasi.

"Tren investasi Indonesia saat ini justru meningkat pesat. Contohnya investasi reksadana. Saat ini bukan hanya masyarakat atas saja, tetapi masyarakat menengah, yang muda-muda, justru sudah banyak yang berinvestasi di reksadana. Mereka saat ini sudah lebih sadar pentingnya investasi," ujar Vivian. (mus)