Tarif Tol Trans Jawa Mahal, Jasa Marga: Lewat Situkan Pilihan

Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol Trans-Jawa ruas Ngawi-Kertosono di Kabupaten Madiun, Jawa Timur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Siswowidodo

VIVA – Tarif Tol Trans Jawa terus mendapat kritikan, baik dari asosiasi pengusaha logistik maupun asosiasi pengusaha truk. Jasa Marga sebagai pengelola 13 ruas tol tersebut pun menegaskan, penetapan tarif tol tersebut sudah melalui analisis yang mendalam dan menggunakan survei tarif yang melibatkan banyak pihak.

Head of Corporate Finance Jasa Marga, Eka Setya Adrianto mengatakan, tarif tol yang dianggap pengguna tersebut mahal tidak bisa diabaikan, namun ditegaskannya penentuan tarif tersebut tidak serta merta muncul begitu saja, melainkan menggunakan dua skema survei, yakni survei keinginan membayar dan kemampuan membayar.

"Jadi kalau ditanya mau bayar berapa? Rp1.000, padahal kemampuannya dengan gaji yang ada Rp2.000 berani. Nah kita set-up tarif awal berdasarkan itu semua, jadi itu bukan langsung keluar begitu aja. Itu berdasarkan kajian panjang," katanya saat ditemui di Menara BCA, Jakarta, Kamis 7 Februari 2019.

Di samping itu, dijelaskannya, jalan tol pada dasarnya hanya sebuah pilihan jalur transportasi bukan wajib dilewati para pengguna kendaraan. Jika pengendara ingin melalui jalur cepat agar dapat mempersingkat waktu perjalanan, maka bisa melewati jalan tol dengan membayar. Namun, jika tidak ingin membayar tol tentu dapat melalui jalur jalan nasional.

"Jadikan itu pilihan, kalau mereka merasa mahal lewat luar (tol), kalau merasa diuntungkan lewat dalam (tol). Tapi menurut kita dengan waktu perjalanan sangat signifikan menguranginya, itu secara produktivitas," kata dia.

Di samping itu, dia juga menegaskan, Jasa Marga sebagai perusahaan operator jalan tol juga tidak hanya memiliki kewajiban untuk mendengar keluh kesah dari pengguna saja. Melainkan, juga harus mendapat keuntungan atau pendapatan bagi para investor yang menanamkan modalnya.

"Jasa Marga fokusnya membangun negeri, dalam misi kita pun ada, tapi kita juga menjaga nilai pemegang saham karena kita perusahaan yang telah Tbk (terbuka) ke publik sehingga kita ingin menjaga apa yang sudah diinvestasikan pemegang saham tetap keuntungannya optimal, jadi kita berdiri di dua kaki nih," ucapnya. (lis)