Apartemen di Jakarta Makin Tak Laku

Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia, Anton Sitorus.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – Savills Indonesia mencatat tingkat penjualan apartemen atau kondominium di Jakarta terus menurun sejak 2014. Sepanjang 2018, tercatat apartemen di Jakarta terjual sebanyak 2.300 unit, atau menurun tajam dibanding 2017 yang mencapai 6.000 unit. 

Bahkan, 2015-2016 penjualan apartemen di Jakarta sempat mencapai di atas 10 ribu unit dan di 2014 tertinggi mencapai di atas 15 ribu unit per tahun. 

Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia, Anton Sitorus mengatakan, penjualan apartemen yang menurun terus sejak 2014 dikarenakan banyak masyarakat yang memilih keluar dari Jakarta. Apalagi, harga apartemen di Jakarta sudah selangit. 

"Harusnya pemerintah lebih berperan lewat institusi mereka lewat Perumnas dan BUMN untuk mendorong pertumbuhan pasokan, tapi juga menyediakan produk properti yang terjangkau," ujar Anton di kantornya, Jakarta, Rabu 27 Februari 2019. 

Menurut dia, swasta tentu tidak bisa memberikan harga yang terjangkau karena tentunya mencari keuntungan. Selain upaya berperan melalui BUMN, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan insentif tertentu kepada swasta jika ingin menyediakan harga yang murah. 

"Lippo aja jual Meikarta bisa kayak kacang goreng, kenapa sih BUMN tidak bisa," katanya. 

Dijelaskannya, harga rata-rata  apartemen di Jakarta 2018 adalah sebesar Rp26,4 juta per meter per segi atau naik 0,6 persen dibanding 2017. 

"Dari segi harga sebetulnya tidak banyak perubahan dibanding tahun lalu," katanya.

Ia menambahkan, jika disimpulkan berdasarkan penelitian Savills, ada sebanyak 5.700 unit apartemen di Jakarta yang diluncurkan pada 2018. Sehingga total suplai apartemen di Jakarta sebanyak 149.200 unit. 

Dari total suplai tersebut, hanya sebanyak 2.300 apartemen yang terjual. Diperkirakan, pasokan apartemen di Jakarta akan terus bertambah pada tahun 2019-2023 sebanyak 64.100 unit.