Alasan BNPB Sebut Kalimantan Selatan Layak Jadi Ibu Kota Negara

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA – Wacana pemindahan Ibu Kota Negara sampai saat ini dalam tahap penggodokan. Salah satu aspek yang menjadi pertimbangan pemerintah adalah kerawanan bencana. Kalimantan disebut-sebut berpeluang mengganti Jakarta.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, beberapa aspek yang dipertimbangkan Kalimantan layak menjadi Ibu Kota Negara di antaranya karena minim risiko gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, tanah longsor dan gunung api sejak 200 tahun terakhir.

Dan menurut catatan BNPB, dari sejumlah provinsi yang berada di pulau tersebut, Kalimantan Selatan berada di urutan terendah terjadinya bencana alam.

“Kalau dari analisa risiko bencananya tentu beda-beda, misalnya kalau untuk gempa sama ya, tapi kalau kebakaran hutan dan lahan yang setiap tahun terjadi itu memang Kalsel (Kalimantan Selatan) paling tidak berisiko," kata Sekretaris Utama (BNPB), Dody Ruswandi di Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat pada Kamis 11 Juli 2019.

Dody menjelaskan, pihaknya telah mengumpulkan data dan kajian atas risiko alam terkait wacana pemindahan Ibu Kota Negara dengan menggunakan sistem inaris yang di dalamnya terdapat peta risiko bencana alam. 

“Jadi kami punya data seberapa besar ancaman dan risiko untuk masing-masing provinsi di Kalimantan,” jelasnya.

Pemetaan tersebut, kata Dody, bahkan telah sampai pada tingkat kabupaten. "Tapi ini belum lengkap, akan kami lengkapi karena sedang on going sekarang, dan tentunya nanti sampai ke tingkat desa. Nah sekarang sebenarnya dari peta informasi ini sudah bisa dipakai oleh pemerintah sebagai salah satu aspek ketika pemerintah mengambil keputusan,” katanya.

Namun demikian, Dody tak menampik ada aspek lain yang jadi pertimbangan pemerintah. Sehingga, BNPB menyarankan untuk uji kelayakan, agar bencana menjadi salah satu basisnya dan dikawinkan juga dengan tata ruang.

Lebih lanjut Dody menerangkan, meski minim akan terjadinya gempa dan tsunami, namun tantangan yang harus dipikirkan di wilayah Kalimantan ialah kebakaran hutan dan banjir.

“Iya kedua itu yang harusnya dipertimbangkan. Tapi kalau di Kalsel masih terbilang lebih aman, potensi terjadinya banjir kecil dan penduduknya masih sedikit. Namun nanti dilihat lagi dari aspek infrastruktur masih ada yang kurang, nah kan itu macam-macam pertimbangannya. Tapi kalau kita memilih tempat dan ada risiko bencana, itu bisa kami atasi untuk pencegahannya.” [mus]