Heboh Disebut 'Anak Emas' Saat Corona, Komunitas Ojol Angkat Bicara

Bagi-bagi sembako Jokowi ke ojol saat wabah Corona
Sumber :
  • Instagram Jakartaterkini

VIVA – Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan dari forum Masyarakat Transportasi Indonesia atau MTI, Djoko Setijowarno menegaskan, pemerintah tak boleh tebang pilih menyelamatkan seluruh pekerja sektor transortasi saat ini. Jangan hanya heboh memperhatikan nasib para pengemudi ojek online saja saat Virus Corona atau COVID-19 mewabah.

Djoko menilai, kini perhatian pemerintah dan BUMN cukup berlebihan terhadap pengemudi Ojol. Padahal dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ojek itu bukan termasuk angkutan umum.

Dia mencontohkan, misalnya PT Pertamina yang mengeluarkan kebijakan spesial hanya kepada para Ojol. Yaitu dengan pemberian cash back 50 persen untuk pembelian BBM non subsidi. 

"Seyogyanya pemerintah, sekali pun melalui BUMN, dalam mengambil kebijakan sektor transportasi harus berlaku adil, tidak memihak hanya kepada kelompok tertentu," kata Djoko dikutip VIVAnews, Kamis 16 April 2020.

Djoko menilai hal itu sangat berpotensi menimbulkan kecemburuan pada pengusaha jasa angkutan lainnya. Seperti misalnya, angkutan kota (angkot), taksi, ataupun bus-bus angkutan antar kota dalam Provinsi (AKDP), angkutan antar kota antar Provinsi (AKAP), angkutan antar jemput antar provinsi (AJAP), travel, bajaj, atau bahkan para pelaku usaha jasa angkutan barang/logistik.

Apalagi, lanjut Djoko, operasional Ojol itu seharunya jadi tanggung jawab perusahaan aplikasi startup unicorn yang menaunginya. Mengingat valuasi perusahaan itu hingga triliunan rupiah.

Menanggapi hal tersebut Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Ojol, Igun Wicaksono mengatakan, persepsi tersebut hanyalah salah paham.

"Analisa mereka saja, semua tetap diperhatikan oleh pemerintah," ujarnya kepada VIVA, Kamis 16 April 2020.

Dia mengklaim, asosiasi dan komunitas Ojol saat ini sangat aktif dalam memperjuangkan nasib ke pemerintahan saat ini. Sehingga diharapkan profesi Ojol bisa bertahan di tengah pandemi yang terjadi.

"Asosiasi selalu konsisten bersuara dan perjuangankan hak ojol sebagai profesi yang juga sangat rentan terdampak langsung di masa pandemi corona," ungkapnya.

"Kami Garda selalu intens komunikasi dengan pemerintah, parlemen dan berbagai lembaga. Sehingga Ojol akhirnya menjadi pusat perhatian," tambahnya.