BPS: Februari 2022 Deflasi 0,02 Persen, Dipengaruhi Minyak Goreng
- Tangkapan layar/Anisa Aulia
VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada bulan Februari 2022 terjadi deflasi sebesar 0,02 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 0,54 persen.
Sementara itu, inflasi tahun ke tahun atau Februari 2022 ke Februari 2021 sebesar 2,06 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto menuturkan, penyumbang utama deflasi adalah harga-harga komoditas seperti minyak goreng, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
Berdasarkan pemantauan BPS di Februari 2022 deflasi terjadi pada 90 kota, dengan penyumbang deflasi tertinggi di Tanjung Pandan sebesar minus 2,08 persen.
“Komoditas yang menyebabkan deflasi di Tanjung Pandan adalah ikan kerisi dengan andil deflasi sebesar 0,58 persen, ikan selar dan ikan tude dengan andil sebesar 0,40 persen, serta minyak goreng dengan andil deflasi 0,26 persen,” ujar Setianto melalui telekonferensi pada Selasa, 1 Maret 2022.
Sementara untuk penyumbang inflasi tertinggi, disumbang oleh kota Kupang dengan komoditas penyumbang inflasi yaitu, ikan kembung dengan andil sebesar 0,17 persen, kangkung 0,15 persen, dan sawi hijau sebesar 0,10 persen.
“Kalau kita lihat series inflasi tahunan terlihat bahwa masih menunjukkan gambaran yang meningkat atau inflasi sebesar 2,06 persen,” ujarnya.
Menurutnya, inflasi secara tahunan sebesar 2,06 persen ini justru komoditas minyak goreng masih memberikan andil 0,20 persen.
“Kemudian (inflasi secara tahunan) ada rokok kretek, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, serta sewa rumah. Kalau kita lihat komponen yoy (tahunan) masih menunjukkan inflasi baik itu untuk inti, harga diatur pemerintah, maupun bergejolak,” lanjutnya.