6 Tips Hadapi Resesi Ekonomi Tahun 2023, Anak Muda Wajib Tahu

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA Bisnis – Dalam beberapa waktu belakangan, Indonesia tengah berada di tengah bayang-bayang kabar potensi resesi global. Menteri Keuangan, Sri Mulyani memprediksi bahwa resesi global ini akan mulai terjadi pada tahun 2023 yang mana hal tersebut disebabkan oleh kenaikan suku bunga secara agresif oleh bank sentral di beberapa negara untuk meredam laju inflasi. 

Sederhananya, resesi ini diartikan sebagai sebuah keadaan yang mana perekonomian sebuah negara tengah memburuk. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang kurang baik, produk domestik bruto negatif, dan peningkatan jumlah pengangguran. Kondisi keuangan ini menyebabkan melemahnya kemampuan daya beli masyarakat karena penghasilan menurun. 

Keadaan ekonomi yang tidak stabil dalam kurun waktu yang lama ini juga akan berdampak pada kenaikan harga kebutuhan bahan pokok dan naiknya angka kemiskinan. Sebab itu, masyarakat harus memahami pengelolaan keuangan secara optimal supaya bisa meminimalisir dampak dari kemungkinan resesi ekonomi. Berikut ulasan selengkapnya. 

1. Wajib Memiliki Dana Darurat

Dana darurat.

Photo :
  • U-Report

Untuk menghadapi resesi ekonomi, kamu wajib memiliki dana darurat. Dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti saat ini, dana darurat juga dapat menjadi langkah preventif bila sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, misalnya adalah Pemotongan Hubungan Kerja atau PHK. Normalnya, dana darurat yang dibutuhkan adalah 3-6 kali pengeluaran bulanan. 

Pastikan juga bahwa dana darurat yang ada di tabungan itu juga dapat membiayai hidup kamu dan keluarga selama enam bulan sampai satu tahun ke depan. Jika kondisi keuangan kamu saat ini masih stabil, jangan sampai lupa untuk terus menambah dana darurat. Dengan adanya dana ini, kamu juga dapat menghindari terjadinya utang. 

2. Mencari Penghasilan Tambahan

Mau dapat penghasilan tambahan?

Photo :
  • Freepik

Cobalah dengan cerdas melihat peluang yang ada di hadapan kamu. Bila memungkinkan untuk mencari penghasilan tambahan, cobalah. Dengan begitu, kamu juga akan membantu melindungi diri dari masalah finansial dan mengurangi risiko berutang. Bahkan, kamu juga bisa lebih banyak menabung. Selain itu, kamu juga bisa mencoba dengan menambah jam lembur. 

3. Bekerja Sebaik Mungkin untuk Menghindari PHK

ilustrasi multitasking/bekerja

Photo :
  • freepik/gpointstudio

Bila kamu berada dalam posisi pekerjaan yang stabil saat ini, cobalah untuk lebih fokus dalam tugas dan keunggulan yang kamu miliki di perusahaan, supaya kamu terhindar dari badai PHK. Bisa saja dengan kinerja kamu yang semakin bagus, nantinya akan mendapatkan kenaikan gaji dan juga promosi jabatan untuk tahun yang akan datang. 

4. Wajib Mempunyai Asuransi

Asuransi mobil

Photo :
  • Lifepal

Dalam situasi ekonomi yang sedang menurun, ada potensi pendapatan turun drastis atau bahkan kehilangan penghasilan. Dengan adanya asuransi, risiko keuangan terganggu karena sakit, kerusakan kendaraan, dan hal lainnya yang mungkin terjadi bisa diatasi asuransi. Jangan lupa untuk memastikan asuransi yang dipilih sudah sesuai dengan kondisi dan risiko yang mungkin terjadi. 

5. Hindari Utang Konsumtif atau Jangka Panjang

ilustrasi utang

Photo :
  • U-Report

Ketika resesi terjadi, biasanya suku bunga bank akan mengalami kenaikan yang signifikan. Untuk menghindari hal itu, kamu disarankan untuk tak mengambil utang yang konsumtif atau berjangka panjang. Namun, jika kamu sudah memiliki utang dalam jangka panjang, mulai pikirkan cara untuk bisa mengatur ulang kembali utang dengan pihak pemberi. 

6. Pastikan Cash Flow yang Sehat dan Baik

Ilustrasi uang

Photo :
  • vstory

Karena ekonomi yang sedang sulit dan tidak menentu, sangat disarankan untuk kamu bisa mengatur keuangan dengan baik. Pastikan pengeluaran hanya dipakai untuk hal-hal yang memang perlu, bukan hanya diinginkan. Mengatur pengeluaran dan pendapatan secara bijak tentu bisa membantu keadaan keuangan tetap sehat di tengah badai resesi ekonomi.