Riset: Transportasi dan Logistik Online Tangguh di Tengah Gejolak Ekonomi

Aplikasi Gojek.
Sumber :
  • https://www.pymnts.com/

VIVA Bisnis – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melakukan riset dengan tema 'Tren Industri Persepsi Konsumen Jasa Transportasi dan Logistik Online: Transportasi dan Logistik Online Terbukti Tangguh di Gejolak Ekonomi'.

Hasilnya, Gojek menjadi aplikasi penyedia jasa transportasi online dan logistik online yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. 

Direktur Riset Indef, Esther Sri Astuti Soeryaningrum mengatakan, Indef melakukan kajian terhadap jasa transportasi dan logistik online lantaran dua pilar ini menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Khususnya di era digital saat ini. 

Hhasil survei yang dilakukan, menunjukkan bahwa industri transportasi dan logistik online merupakan industri yang cukup tangguh. Bahkan di tengah-tengah ketidakpastian ekonomi dan saat pembatasan mobilitas saat puncak pandemi COVID-19.

Gojek.

Photo :
  • Kr-Asia

“Permintaan pada layanan transportasi online cenderung stabil dan bahkan meningkat setelah pelonggaran pembatasan mobilitas seperti saat ini dengan frekuensi pemakaian setiap pengguna rata rata 4-12 kali setiap minggunya,” kata Esther dalam diskusi publik 'Mengupas Industri Transportasi dan Logistik Online di Indonesia: Kondisi Pasca Pandemi', secara online, Rabu, 7 Desember 2022.

Menurutnya, meskipun konsumen mempunyai lebih dari satu aplikasi transportasi online dan logistik di dalam ponsel pintarnya, Gojek menjadi brand dengan tingkat kepuasan tertinggi dari konsumen. 

Dalam survei tersebut diketahui sebanyak 82 persen pengguna transportasi online memilih menggunakan Gojek. Sementara pengguna transportasi online yang memilih menggunakan Grab ada sebesar 53 persen, Maxim 19,6 persen dan InDriver (4,9 persen). 

Sedangkan untuk segmen logistik online, pelaku UMKM dan pedagang daring mayoritas juga memilih menggunakan Gojek (GoSend) dengan porsi sebesar 64 persen. Diikuti Grab (42 persen), ShopeeXpress (28 persen), Lalamove (18,7 persen), AnterAja (10,9 persen), NinjaXpress (7,8 persen), dan Deliveree (5,4 persen).

Dia menjelaskan, perubahan pola konsumsi masyarakat dari offline ke online yang tumbuh serta mobilitas yang semakin membaik, diprediksi akan membuat permintaan transportasi dan logistik online ke depannya semakin meningkat. Kini, transportasi online telah menjadi kebutuhan sehari-hari yang terbukti meningkatkan produktivitas dan membuat perjalanan semakin efisien dari sisi waktu dan biaya bahan bakar. 

“Bahkan, lebih dari 56 persen responden juga menyatakan akan tetap menggunakan layanan transportasi online meski tanpa disertai promo. Dan, 60 persen responden menyatakan akan meningkatkan penggunaan transportasi online seiring dengan mulai pulihnya mobilitas pasca-pandemi,” ungkap Esther.

Layanan logistik online, lanjut Esther, juga diprediksi akan terus bertumbuh seiring dengan perkembangan positif belanja secara daring. Baik melalui e-Commerce, media sosial, ataupun media online lainnya. Para pedagang daring yang memanfaatkan media sosial sebagai media penjualan utamanya, atau social seller, ikut mengerek jumlah permintaan layanan logistik online. 

Selain berjualan via e-Commerce dan media sosial, sebagian besar responden pengguna layanan logistik online (61 persen) juga mengaku menggunakan platform pesan instan seperti WhatsApp, Facebook Messenger, Telegram, dan lainnya dalam melakukan penjualan produk. 

Artinya penjualan tersebut tidak terkoneksi dengan sistem logistik secara langsung seperti ketika mereka berjualan di e-Commerce. Sehingga, dalam mengirimkan produk ke para pembeli, mereka mengakses aplikasi transportasi atau logistik online secara mandiri.

Riset itu juga memperlihatkan bahwa dengan semakin tingginya kebutuhan terhadap layanan transportasi online dan logistik online, membuat preferensi konsumen terhadap kedua layanan tersebut turut bergeser. 

“Sekarang aspek-aspek seperti keamanan dan efisiensi waktu jadi pertimbangan utama konsumen. Keadaan ini bergeser dari sebelumnya yang semata-mata keterjangkauan harga yang menjadi preferensi utama,” jelasnya.

Aplikasi Gojek.

Photo :
  • Istimewa

Pengguna transportasi online menyatakan keamanan layanan menjadi prioritas paling penting di atas keterjangkauan harga. Dengan menggunakan skala 1-4, konsensus responden memberikan nilai tertinggi untuk aspek keamanan dengan nilai 3,59, kualitas layanan (kenyamanan berkendara dan kemudahan penggunaan aplikasi) sebesar 3,50, dan layanan yang mendukung produktivitas senilai 3,49. 

Sementara untuk layanan logistik online, pedagang daring memprioritaskan kualitas layanan terutama kecepatan pengantaran barang. Konsensus responden memberikan nilai tertinggi untuk kualitas pelayanan (kemudahan penggunaan aplikasi) sebesar 3,59, kualitas pelayanan (layanan yang efisien) dengan nilai 3,52, dan keamanan layanan (keamanan pengantaran, asuransi, dan pengantaran barang yang higienis) dengan nilai 3,36. 

Lebih lanjut dijelaskan, dari indikator-indikator di kedua industri tersebut Gojek menjadi satu-satunya platform yang berhasil meraih tingkat kepuasan pengguna lebih tinggi dari pemain lain dan rata-rata industri.

Sebagai informasi, penelitian ini dilakukan INDEF pada periode Agustus-September 2022 melalui survei kepada pengguna transportasi online dan pedagang daring sebagai konsumen logistik online. Untuk pengguna transportasi online, ada sebanyak 2.310 responden yang di survei di 5 kota besar di Indonesia, yaitu Jabodetabek, Bandung, Palembang, Bali, Yogyakarta, dan Palembang. 

Sedangkan untuk logistik online, survei dilakukan di 3 kota besar yaitu Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya dengan total sebanyak 1.155 responden yang merupakan social seller atau penjual yang memanfaatkan media sosial untuk berjualan.