Perbaiki Waktu Tunggu, Pelindo Tanjung Perak Tambah Crane

Terminal Nilam Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Sumber :
  • VIVA/Tudji Martudji

VIVA.co.id - Guna mengatasi masalah waktu tunggu dan proses bongkar muat (dwelling time) peti kemas di Terminal Nilam, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menambah dua unit Ship to Shore (STS) crane. Dua alat tersebut dibeli senilai US$6 juta per unit.

"Ini akan memperlancar pekerjaan. Karena alat tersebut memiliki kecepatan bongkar muat 35 box crane hour (BCH). Jika dibandingkan dengan container crane (CC) milik Terminal Nilam, kecepatannya hanya mampu 25 BCH," ujar General Manager PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak, Eko Harijadi, Sabtu 26 September 2015.

Dibanding menggunaan CC yang operasionalnya menghabiskan sekitar 1.000 ton solar per bulan, STS crane lebih hemat, karena menggunakan tenaga listrik. Selain itu, Pelabuhan Tanjung Perak memiliki pembangkit listrik ramah lingkungan.

Untuk mengoperasikan dua STS crane ini, Pelindo Cabang Tanjung Perak menambah power house sebesar 500 megawatt (MW).

Eko menambahkan, saat ini aktivitas bongkar muat peti kemas domestik masih rendah, akibat lesunya perekonomian global. Namun pihaknya berharap, tahun ini pertumbuhan peti kemas sama dengan tahun lalu, yang mencapai 300 Twenty-foot Equivalent Unit (TEU).

"Saya optimistis dengan pembangunan power house, penambahan refer plug dan membeli STS crane, ini bisa mengurai waktu tunggu maupun proses bongkar muat,” katanya.

Diharapkan, pada 2017, bisa menciptakan zero waiting time maupun dwelling time, di seluruh pelabuhan yang dikelola Pelindo Cabang Tanjung Perak.