Jabodetabek Masih Butuh 1 Juta Kartu Elektronik Tol

Pengguna Jalan Tol Bertransaksi Menggunakan Kartu Elektronik Non Tunai.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Septianda Perdana

VIVA.co.id – Bank Indonesia menyatakan, untuk mewujudkan transaksi non-tunai di jalan tol, dibutuhkan satu juta kartu elektronik tol, atau baru. Jumlah itu khusus untuk seluruh gerbang tol di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, atau Jabodetabek.

"Jalan tol Jabodetabek ada 13 gerbang. Jadi, masih butuh 800 ribu sampai satu juta kartu elektronik tol," kata Kepala Bank Indonesia cabang DKI Jakarta, Doni P. Joewono dalam diskusi media di Jakarta, Selasa 10 Oktober 2017.

Menurutnya, saat ini, penetrasi transaksi non-tunai di jalan tol Jabodetabek mencapai 82 persen. Pemerintah pusat sendiri menargetkan 31 Oktober 2017, seluruh gerbang tol hanya akan melayani transaksi non-tunai.

Untuk penyediaan kartu-kartu tersebut, kata Doni, BI DKI Jakarta saat ini telah bekerja sama dengan empat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan satu bank swasta. Kelima bank itu akan diminta mencetak kartu elektronik tol masing- masing.

"Saat ini, baru ada lima kartu elektronik tol yang bisa digunakan di gerbang tol itu, yaitu E Toll, atau E Money dari Bank Mandiri, Blink dari BTN, Brizzi dari BRI, Flazz dari BCA, dan Tapcash dari BNI," ujarnya.

Untuk distribusi kartu-kartu tersebut, menurut Doni, pihak bank akan menyediakan SPG yang akan berjualan di gerbang- gerbang tol. (asp)