Melihat Potensi Investasi Besar di Pakistan

CEO Punjab Trade Board Investment and Trade (PBIT), Jahanzeb Burana.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dinia Adrianjara

VIVA – Hubungan bilateral Indonesia dengan Pakistan telah terjalin sejak 68 tahun lalu. Kedua negara memiliki ikatan sejarah yang cukup kuat.

Kendati demikian, masih banyak bidang dan peluang kerja sama yang belum dikembangkan secara maksimal oleh kedua negara. Salah satunya terkait dengan kerja sama antarpengusaha.

CEO Punjab Board Investment and Trade, Jahanzeb Burana, mengakui ada banyak potensi yang dimiliki Pakistan. Potensi ini bisa digarap lebih serius oleh investor swasta maupun pemerintah Indonesia.

"Kedua negara perlu melakukan lebih banyak interaksi, khususnya antara pebisnis maupun kamar dagang. Kami akui kurangnya informasi di kedua pihak menjadi salah satu penghambat kesempatan kerja sama," kata Jahanzeb kepada wartawan termasuk VIVA di Lahore, Pakistan Minggu, 25 November 2018.

Jahanzeb menjelaskan, real estate merupakan salah satu bidang yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan saat ini di Pakistan. Jika delapan tahun ke belakang kota Lahore tak mempunyai pusat perbelanjaan, sekarang ibu kota Punjab itu sudah memiliki dua pusat perbelanjaan besar.

"Pakistan juga memiliki potensi agrikultur yang luas, tekstil, produksi dairy product, juga dalam impor daging," ujar Jahanzeb.

Selain itu, negara di kawasan Asia Selatan ini juga memiliki potensi sumber daya manusia yang hampir sama jumlahnya dengan populasi Indonesia. Jika dijumlahkan, populasi kedua negara bisa mencapai 600 juta jiwa, yang didominasi oleh masyarakat usia produktif.

"Jika dilihat dari faktor ini, ada kesempatan untuk perusahaan terkemuka di Indonesia untuk membuka bisnisnya di Pakistan, seperti Gojek misalnya," kata dia.

Di sektor konstruksi, Pakistan menilai bahwa Indonesia mempunyai banyak pengalaman di bidang pembangunan. Menurutnya, Pakistan akan menjadi pasar besar bagi perusahaan konstruksi Indonesia.

"Perdana Menteri Pakistan sangat berfokus pada pembangunan perumahan. Perusahaan konstruksi Indonesia bisa datang dengan membawa teknologi konstruksi modern. Jadi ini menjadi salah satu sektor kunci yang ingin kita dorong bersama." (mus)