Festival Musik Dance Terbesar Berujung Maut Terjadi di Australia

Pengujian narkoba sebelum masuk ke festival musik telah berlaku di sejumlah kota di Australia, seperti di Sydney
Sumber :
  • abc

Seorang remaja asal Sydney meninggal dengan dugaan akibat overdosis narkoba di sebuah festival musik di Sydney, Australia. Video terakhirnya saat ia sedang joget beredar di jejaring sosial. Teman-temannya mengingat dia sebagai orang yang cerdas.

Callum Brosnan, 19 tahun, meninggal setelah menghadiri festival musik "Knockout Games of Destiny", Sabtu malam (8/12/2018). Acara ini disebut-sebut sebagai festival dance music terbesar di belahan selatan dunia.

Callum ditemukan di sebuah stasiun kereta dekat Sydney Olympic Park, tempat digelarnya acara. Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Concord, tetapi meninggal Minggu pagi (9/12).

Callum Brosnan, 19 tahun karena diduga mengalami overdosis saat menghadiri festival musik di Sydney.

Facebook

Dalam festival tersebut juga ditemukan gangguan kesehatan lainnya akibat konsumsi narkoba.

Tiga kasus paling serius masih berada di rumah sakit "Westmead Hospital" dalam kondisi stabil.

Sementara sejumlah orang lainnya telah ditangani oleh pihak berwenang di Sydney Olympic Park.

Callum yang berasal dari Baulkham Hills, dikenang sebagai pria "baik bijaksana, jujur, dan cerdas", seperti yang ditulis Bianca Douglas di halaman Facebook milik Callum.

Ia juga membagikan video Callum yang sedang berjoget pada Sabtu malam.

"Tidak pernah terbayang jika tadi malam jadi yang terakhir kali melihatnya atau mendengar suaranya lagi," tulis Bianca.

"Kamu adalah sahabatku untuk waktu yang lama, aku mengatakan pada semua orang bahwa kamu adalah saudaraku dan bahkan ketika kami tidak saling bertemu lagi, tapi saling menjaga satu sama lain."

"Kau akan sangat dirindukan oleh semua orang, kata-kata bijakmu dan kenangan yang kami lewati akan selalu bersamaku."

Tes konsumsi pil jadi sorotan

Pada akhir pekan, Menteri Utama negara bagian New South Wales (NSW) Gladys Berejiklian mengatakan pihaknya tidak berencana untuk mengubah larangannya soal pengujian pil.

Mereka juga mengatakan hal tersebut malah membiarkan orang diberi "lampu hijau untuk mengambil zat terlarang".

Setelah dua kematian di festival musik Defqon.1 pada bulan Oktober, Pemerintah NSW memperkenalkan hukuman baru yang bisa membuat pengedar narkoba dipenjara hingga 25 tahun jika obat mereka memicu kematian.

Perdebatan tentang pengujian pil datang sebagai laporan baru dari Universitas Durham, di Inggris, mengklaim bahwa pengujian bisa mengurangi kematian.

Profesor Fiona Measham, yang memimpin penelitian itu, mengatakan ada "kesalahpahaman mendasar" tentang soal tes pil.

"Kami menguji sekitar 250 sampel [dan] sekitar satu dari lima bukan apa yang dibeli atau diperkirakan orang," Profesor Measham mengatakan kepada program sarapan ABC Radio Sydney.

Sebagai bagian dari program, pengunjung festival di Inggris melewati uji narkoba dan menerima hasilnya dengan keyakinan. Banyak pula yang menyerahkan obat-obatan untuk kemudian dimusnahkan.

"Ada pengurangan masuk rumah sakit hingga 95 persen di tahun yang saat, saat kita melakukan pengujian langsung di tempat," kata Profesor Measham.

"Saya rasa masalah utamanya di sini adalah mereka yang menggunakan layanan ini sudah beli obat-obatan dan hendak menyelundupkannya, serta berencana untuk memakainya, jadi kita tidak akan meningkatkan penggunaan narkoba."

Simak laporannya dalam bahasa Inggris disini. (lis)