Kerusuhan Delhi Pecah, Ini Penyebab Konflik Hindu-Muslim India

Seorang warga India tak mampu menahan emosi saat proses pemakaman seorang pria yang tewas dalam kerusuhan di New Delhi, 26 Februari 2020. - Cheena Kapoor/Getty
Sumber :
  • bbc

Meskipun kekerasan mulai berkurang, terdapat laporan kekerasan yang terjadi secara sporadis di wilayah rawan hingga malam dan situasi tetap tegang. Sampai Kamis (27/02), lebih dari 30 orang tewas dalam aksi kerusuhan ini.

Bentrokan terjadi pada Minggu antara kelompok yang menentang dan setuju undang-undang kewarganegaraan yang oleh kritikus disebut meminggirkan Muslim.

Regulasi itu memperbolehkan warga non-Muslim asal Bangladesh, Pakistan dan Afghanistan yang masuk ke India secara ilegal, untuk menjadi warga negaranya.

Pemerintah India yang kini dikuasai oleh partai Nasionalis Hindu, Bharatiya Janata Party (BJP), mengatakan undang-undang ini akan memberi perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari persekusi agama.

RUU ini memicu aksi protes sejak diloloskan tahun lalu, beberapa di antaranya berujung bentrok.

Seperti apa perkembangan terbaru kerusuhan di India?

Mutasi seorang hakim yang `vokal` terhadap aksi kekerasan di Delhi telah menimbulkan kekhawatiran baru di India, ketika para politisi dikecam karena dianggap tidak berbuat apa-apa.

Hakim S. Muralidhar, yang sebelumnya mendengarkan petisi terhadap kerusuhan berbasis agama telah mengutuk pemerintah dan polisi, Rabu (26/02). Setelah kritik ini dilontarkan, malam harinya Hakim Muralidhar dimutasi.

Sampai Kamis (27/02), lebih dari 30 orang tewas dalam aksi kerusuhan ini.

Kerusuhan pertama terjadi pada Ahad (23/02) antara kelompok pendukung dan kontra terhadap Undang Undang Kewarganegaraan di timur Delhi.

Sejak saat itu kelompok yang bertikai mengambil posisi secara komunal, dengan melaporkan banyak warga Muslim yang diserang.

Meskipun kekerasan mulai berkurang pada Rabu kemarin, terdapat laporan kekerasan yang terjadi secara sporadis di wilayah rawan hingga malam dan situasi tetap tegang.

Pada Kamis ini, fokus isu telah berganti terhadap mutasi Hakim Muralidhar dari pengadilan tinggi. Mutasinya pertama kali diumumkan dua pekan sebelum kekerasan meletus. Akan tetapi koresponden BBC mengatakan, komentar hakim di pengadilan itu yang telah mempercepat mutasi tersebut.

Saat mendengarkan petisi tentang kekerasan, Hakim Muralidhar mengatakan bahwa pengadilan tak dapat membiarkan peristiwa "1984 lain" terjadi kembali. Pada 1984, lebih dari 3.000 orang Sikh terbunuh dalam kerusuhan melawan komunitas di Delhi.

Saat mendengarkan petisi, sejumlah video diputar, memperlihatkan para pimpinan dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India telah menghasut kelompok Hindu terhadap sebagian besar pendemo dari kalangan Muslim.


Polisi menghalau pendemo menyusul aksi kerusuhan di Delhi. - GETTY IMAGES/NOAH SEELAM

Hakim Muralidhar kemudian meminta kepolisian menerima pengaduan dan melaporkan pada pemerintah untuk memastikan bahwa tiap korban dipindahkan dan diberikan tempat tinggal sementara disertai perawatan medis.

Komentarnya telah menjadi halaman muka pada Rabu (26/02), dengan banyak pujian atas "sikap berani"-nya.

Berita tentang mutasinya telah membuat masyarakat India prihatin dan marah.

Tapi pemerintah menyatakan, mutasi tersebut dilakukan atas persetujuan hakim diikuti dengan "proses yang baik".

Sejauh ini Hakim Muralidhar belum berkomentar lagi.

Menanggapi kemarahan dari publik, Menteri Hukum, Ravi Shankar Prasad melalui Twitter-nya mengatakan mutasi hanya "transfer rutin".

Kapan itu dimulai?

Kerusuhan terjadi di tiga area yang mayoritas ditinggali oleh Muslim, sekitar 18 km dari ibu kota Delhi, pada Minggu (23/02).

Sebuah kelompok yang mendukung RUU ini memprotes blokade yang dilakukan oleh mereka yang menentang RUU ini.

Tak lama, aksi pelemparan batu terjadi.


Polisi berusaha menenangkan pendemo dalam kerusuhan di Delhi - Getty Images

Pemimpin BJP, Kapil Mishra, dituding terlibat dalan kerusuhan itu, karena sebelumnya mengancam kelompok yang menentang RUU tersebut, menyebut mereka akan diusir secara paksa begitu Presiden Amerika Serikat Donald Trump meninggalkan India.

Presiden AS melakukan kunjungan resmi pertamanya ke negara itu dari 24 hingga 26 Februari.

Apa yang terjadi sekarang?

Meskipun belum ada laporan bentrokan baru pada hari Rabu (26/02), kota ini terus tetap gelisah setelah kerusuhan yang terjadi selama tiga hari berturut-turut.

Kerusuhan yang terjadi, bukan lagi tentang hukum kewarganegaraan baru.

Media setempat mengatakan kekerasan itu berubah menjadi sektarian, dengan laporan orang diserang berdasarkan agama mereka.

Ada laporan sekelompok pria dengan tongkat, batang besi dan batu berkeliaran di jalan-jalan dan orang-orang Hindu dan Muslim saling berhadapan.

Jalan utama di lingkungan ini berantakan, kata wartawan BBC yang berada di lokasi kejadian.

Jalanan dipenuhi dengan batu dan pecahan kaca, kendaraan yang rusak dan terbakar berserakan, dan bau asap dari bangunan yang membara memenuhi udara, kata wartawan BBC dari India, Faisal Mohammed.

Masjid terbakar

Ada juga laporan tentang rumah-rumah dan toko-toko Muslim yang menjadi sasaran gerombolan perusuh.

Wartawan BBC dari India, Faisal Mohammed, mengatakan dia melihat sebuah masjid yang terbakar sebagian, dengan halaman-halaman dari Alquran tergeletak di tanah.


Setidaknya dua masjid dirusak dalam kerusuhan di Delhi - Getty Images

Masjid lainnya dirusak pada Selasa siang. Sebuah rekaman yang tersebar di media sosial menunjukkan seorang pria berusaha mencoba melepas bulan sabit dari atas menara masjid.

Setidaknya 200 orang menjadi korban dalam kerusuhan itu, baik dari warga Muslim maupun Hindu.

Wartawan BBC mengatakan mereka melihat orang dengan segala macam cedera di rumah sakit, termasuk luka tembak, berebut untuk perawatan.

Mereka mengatakan rumah sakit itu tampak "kewalahan", dan banyak dari mereka yang terluka "terlalu takut untuk pulang ke rumah".

Saksi mata mengatakan beberapa anggota gerombolan itu membawa senjata dan ada laporan tentang tembakan yang ditembakkan dari atap rumah.

Petugas rumah sakit juga mengkonfirmasi bahwa banyak dari yang terluka mengalami luka tembak.

Apa yang dilakukan pihak berwenang?

Juru bicara kepolisian Delhi, MS Randhawa, mengatakan kepara wartawan pada Selasa bahwa situasi sudah bisa dikendalikan dan "sejumlah aparat polisi" sudah dikerahkan. Demikian halnya dengan pasukan paramiliter.

Kendati begitu, polisi dituding tidak siap dan kalah jumlah dalam menghadapi kerusuhan itu. Sejumlah 50 aparat polisi terluka dan setidaknya satu di antara mereka terbunuh.

Kepolisian ibukota melapor langsung kepada pemerintah yang dipimpin Mr Bharatiya Janata Party (BJP) yang berkuasa, alih-alih ke administrasi negara.

Jajaran kabinet India akan bertemu hari ini untuk membahas kerusuhan di ibu kota.


Kekerasan itu berubah menjadi sektarian - Getty Images

Area kerusuhan berdekatan dengan perbatasan Delhi dan negara bagian Uttar Pradesh yang kini sudah ditutup.

Sekolah-sekolah di area itu juga diliburkan dan acara publik di beberapa area tidak diperbolehkan.

Pihak berwenang mendesak publik untuk menjaga perdamaian.

"Adalah penting bahwa ada ketenangan dan keadaan normal dipulihkan paling cepat," ujar Perdana Menteri Narendra Modi dalam cuitannya di Twitter pada hari Rabu, tiga hari setelah kerusuhan pecah.

Sejak Narendra Modi berkuasa pada 2014, nasionalisme Hindu sayap kanan mulai bangkit di India.

Modi bahkan menjadikannya landasan kampanye dalam pemilihan umum 2019 lalu.

Momen kerusuhan terjadi yang bertepatan dengan kunjungan Presiden Trump dianggap memalukan baginya.

Ketika kerusuhan meningkat, itu menaungi kunjungan Trump, dan menjadikannya sebagai berita utama nasional dan global.