Kippumjo, Gadis Budak Seks untuk Layani Kebrutalan Elit Korea Utara

VIVA Militer: Presiden Korea Utara, Kim Jong-un
Sumber :
  • Asianews.it

VIVA – Ketika Kim Jong-un menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, banyak pihak berharap langkah itu akan menandakan perubahan Korut dari masa lalu yang suram.

Namun hanya tiga tahun sebelum bertemu dengan Donald Trump pada tahun 2018, Kim ternyata menghidupkan kembali salah satu tradisi paling gelap di rezimnya yakni 'Pleasure Squad', penghibur seks rahasia yang pertama kali dibentuk oleh kakek Kim.

Keberadaan Kim saat ini tidak diketahui, sehingga memicu desas-desus tentang kondisi kesehatan diktator itu setelah menghilang dari publik tiga minggu lalu. Badan intelijen asing menduga dia sebenarnya berlindung dari pandemi coronavirus, di dalam kompleks mewahnya.

Dalam dinding istananya inilah Pleasure Squad menyediakan hiburan bagi pejabat tinggi Korea Utara. Para gadis itu tak hanya bertugas untuk bernyanyi dan menari untuk para elit negara, tetapi juga mengambil bagian dalam permainan seks dan pesta pora.

Fakta ini semakin meresahkan setelah muncul informasi bahwa beberapa anggota Pleasure Squad bahkan masih berusia belasan tahun, dibawa langsung keluar dari sekolah untuk menjadi pekerja seks. Bahkan para gadis itu harus menjalani pemeriksaan medis, untuk membuktikan bahwa mereka masih perawan sebelum diizinkan bergabung.

The Pleasure Squad atau Kippumjo dimulai pada masa pemerintahan pendiri Korea Utara, Kim Il-sung, yang masih dianggap sebagai Presiden Abadi negara itu. Pada akhir 1970-an di puncak kekuasaan, ia mengutus pejabatnya untuk menjelajahi negara mencari gadis muda yang paling menarik untuk bekerja sebagai penyanyi dan penari.

Beberapa dari mereka juga mulai bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dan diperintahkan untuk menjadi wanita penghibur bagi para pejabat. Banyak di antara mereka berusia sekitar 13 tahun.

Kim Il-sung menargetkan gadis-gadis yang masih perawan karena meyakini bahwa berhubungan seks dengan mereka memungkinkan dia untuk menyerap 'ki', atau kekuatan hidup seorang gadis.

Saat dibawa, pihak berwenang akan memberi tahu kepada orang tua gadis-gadis itu bahwa putri mereka sedang dibawa dalam misi penting untuk melayani Kim Il-sung, dan mereka tak bisa menolaknya. Gadis-gadis itu kemudian akan disimpan di rumah-rumah para pemimpin partai dan melakukan apa pun yang diperintahkan.

Setelah mereka dimasukkan ke dalam Pleasure Squad, mereka kemudian dibagi ke dalam unit berbeda. Beberapa harus bernyanyi dan menari, sementara yang lain yang ditugaskan untuk memijat bahkan dikirim ke luar negeri untuk dibrikan pelatihan. Salah satu unit Pleasure Squad yang paling kelam, Manjokjo, secara eksplisit ditugaskan untuk memberikan layanan seksual.

Hanya sedikit detail mengenai kegiatan Pleasure Squad. Pada 2010, seorang wanita yang dikenal sebagai Mi Hyang membelot ke Korea Selatan dan mengklaim menjadi anggota Pleasure Squad selama dua tahun. Dia direkrut di usianya yang masih 15 tahun.

"Mereka memeriksa semua siswa perempuan dan menyisihkan beberapa dari mereka termasuk saya. Saya ditanya apakah pernah tidur dengan anak laki-laki. Saya merasa sangat malu mendengar pertanyaan seperti itu," ujarnya.

Lee Il-nam, keponakan Kim Il-sung, menyebut Pleasure Squad dalam sebuah memoar yang diterbitkan saat ia tinggal di pengasingan sebelum dibunuh pada 1997. Lee melukiskan foto pesta liar di tempat tinggal Kim di Pyongyang, yang berlangsung hingga dini hari.

"Rutinitas di pesta termasuk makan, minum dan menari. Tetapi biasanya berakhir dengan permainan erotis di mana jika pria yang kalah akan dicukur rambutnya dan jika perempuan yang kalah, rambut kemaluan mereka harus dicukur," tulis Lee.

Masing-masing gadis itu diberi imbalan sekitar $4.000, yang merupakan uang dengan jumlah sangat besar di Korea Utara yang dilanda kemiskinan. Mereka juga diberi peralatan listrik untuk membeli barang-barang.

Pleasure Squad sempat dibubarkan ketika Kim Jong-il meninggal pada 2011 dan putranya Kim Jong-un berkuasa. Itu dibubarkan karena Kim Jong-un tidak mempercayai siapa pun dalam pemerintahan ayahnya, termasuk para wanita itu.

Selama empat tahun, Pleasure Squad benar-benar dihentikan. Namun kemudian pada 2015, muncul laporan di Korea Selatan bahwa Kim Jong-un sedang berburu untuk merekrut para gadis muda untuk Pleasure Squad bentukannya sendiri.